KOTA MALANG – malangpagi.com
Lonjakan kasus Covid-19 di Kota Malang dalam beberapa minggu terakhir menyebabkan rumah sakit kewalahan. Hampir seluruh fasilitas kesehatan tidak dapat lagi menerima pasien terpapar virus korona, lantaran tidak adanya bed maupun ventilator dan oksigen.
Tak pelak, Rumah Sakit Saiful Anwar (RSSA) menjadi alternatif terakhir di saat rumah sakit lain di Kota Malang tidak mampu lagi menampung. Ledakan pasien yang menumpuk di halaman RSSA hingga antrean meluber di parkiran sudah menjadi pemandangan setiap hari. Tak jarang terdapat pasien meninggal dalam antrean masuk IGD sebelum mendapatkan penanganan medis.
Fakta ini dibenarkan Kepala UPT Pengelolaan Pemakaman, Taqruni Akbar. Berdasarkan data pemakaman, sudah ada empat pasien Covid-19 yang meninggal di ambulans saat antre.
Kejadian menyedihkan ini tak luput menjadi sorotan Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Malang, I Made Rian Diana Kartika.
“Kami memang sudah berkoordinasi dengan Pak Wali (Walikota –red) terkait penanganan Covid. Dan sebelum diberlakukannya PPKM, Forkompinda sudah melakukan rapat untuk persiapan-persiapan dalam penanganan Covid-19,” ungkap politisi PDI Perjuangan itu, Selasa (13/7/2021).
Made mengatakan, terjadi ledakan luar biasa yang menyebabkan rumah sakit rujukan penuh. “Awalnya kami menyarankan untuk segera membuat rumah sakit lapangan baru dan membuat tempat isolasi mandiri (isoman). Pak Wali mengimbau untuk tidak melakukan isoman di rumah karena bahaya, dan itu benar. Karena tidak ada penanganan dari tenaga kesehatan dan dapat menyebabkan penularan pada tetangga,” ujar Made
Namun sarjana ekonomi lulusan Universitas Gajayana itu menyayangkan tidak adanya solusi terkait hal tersebut. “Di sinilah lemahnya atau kurang sigapnya Pemerintah Kota Malang dalam menyiapkan alternatif. Rumah Sakit Lapangan yang sudah bekerja sama dengan RST Soepraoen juga masih belum beroperasi,” ungkap Made.
“Oleh karena itu, kami mendesak Pak Wali untuk melakukan sesuatu. Lakukan diskresi atau out of the book. Artinya jangan pernah takut menggunakan anggaran. Karena anggaran sudah tersedia,” tegas pria kelahiran Jembrana Bali itu.
“Sebenarnya kami ingin RSUD yang menjadi rumah sakit rujukan. Namun rumah sakit milik pemerintah ini belum bertipe A, sehingga itu menjadi kendala,” imbuhnya.
Ia berharap Rumah Sakit Lapangan Soepraon yang sudah diresmikan dapat segera beroperasi. “Besok lah (Rabu, 14/7/2021 –red). Semoga bisa beroperasi, dan kami memohon maaf kepada masyarakat inilah situasi dan kondisinya sekarang,” ucap Made.
Ia pun menekankan, DPRD Kota Malang bersama Walikota dan Forkompinda berupaya agar vaksinasi tetap berjalan, sehingga herd imunity tetap diperoleh masyarakat dan penanganan Covid juga bisa terlaksana.
“Vaksinasi tetap jalan. Penanganan Covid juga tetap jalan. Dan beri kami waktu satu atau dua hari agar Rumah Sakit Lapangan Soepraoen dapat beroperasi. 268 bed kita harapkan dapat mengatasi antrean-antrean itu,” pungkas Made. (Har/MAS)