
KOTA BATU – malangpagi.com
Desa Sidomulyo meluncurkan sebuah destinasi wisata bernuansa Jepang, yang diberi nama Kampung Sakura, Minggu (21/1/2024). Kampung wisata yang merupakan hasil kerjasama antara Pemerintah Desa dan warga Sidomulyo tersebut diharapkan mampu menambah destinasi wisata tematik di Kota Batu.
Menurut Pj Walikota Batu Aries Agung Paewai, pengembangan potensi desa sebagai destinasi wisata menunjukkan kemandirian masyarakat. Dengan memanfaatkan potensi desa sebagai destinasi wisata, diharapkan dapat memberikan dorongan ekonomi kepada masyarakat, termasuk pelaku usaha UMKM. “Kehadiran Kampung Sakura secara konsisten mendukung upaya pemerintah dalam mewujudkan konsep desa tematik,” tutur Aries, dalam acara Festival Kampung Sakura di Desa Sidomulyo, Kota Batu, Minggu (21/1/2024).
Di Kampung Sakura terdapat dekorasi pohon sakura yang diolah dari pohon apel tua, dipadu dengan limbah kantong plastik berwarna merah dan putih membentuk bunga sakura. Ratusan pohon dekorasi ini dipasang di sepanjang jalan kampung. “Sejumlah bangunan rumah gaya Jepang dilengkapi dengan pohon sakura dan taman yang dirancang dengan indah. Dengan ornamen tersebut, diharapkan pengunjung merasakan sensasi seolah-olah berada di Negeri Sakura,” ucap Aries.
Kehadiran Kampung Sakura digadang-gadang mampu memberikan pengalaman wisata yang menyenangkan bagiwisatawan. “Ini karena Kota Batu memiliki banyak destinasi wisata menarik di berbagai desa. Sehingga diharapkan dapat meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan ke kota ini,” jelas Aries.
Sementara itu Ketua Pengelola Desa Wisata Sidomulyo, Abdul Rokhim, menuturkan bahwa gagasan untuk membangun Kampung Sakura muncul setelah menggelar Sidomulyo Floral Festival (SFF), di mana salah satu kegiatannya adalah lomba menghias kampung. “Pertimbangan kami adalah mencari sesuatu yang unik, bukan hanya berkaitan dengan tanaman hias,” ungkap Rokhim.
Selain menghadirkan bunga dan tanaman hias ditambah berbagai ornamen gaya Jepang, sebagian warga desa juga menyewakan baju kimono, payung, kipas, dan berbagai pernik ala Jepang lainnya. “Pengunjung yang ingin berfoto dengan kimono di depan rumah tradisional Jepang hanya perlu membayar Rp25 ribu. Dengan harga tersebut, pengunjung dapat menikmati pengalaman seolah-olah tengah berlibur di Negeri Sakura,” pungkasnya. (MK/MAS)