
KOTA MALANG – malang pagi.com
Hantaman pandemi telah memorak-porandakan berbagai lini kehidupan, salah satunya di sektor ekonomi. Dalam rangka memulihkan dan membangkitkan perekonomian, Pemerintah Kota Malang melalui Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Malang bersama PT Sarinah menggelar Pameran Malang Ekonomi Kreatif dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM), bertajuk Malang Retro Back to 60’s–90’s.
Pameran yang akan berlangsung mulai 29 Desember hingga 31 Desember 2021 tersebut dibuka oleh Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Daerah Kota Malang, Mulyono.
Dalam sambutannya, Mulyono mengatakan bahwa kegiatan ini merupakan bentuk dukungan Pemkot bersama stakeholder, dalam mendukung pemulihan dan kebangkitan ekonomi, khususnya di Kota Malang.
“Kegiatan ini menjadi titik awal yang baik dan embrio dalam pemulihan ekonomi. Sinergi yang baik antarlini sangat dibutuhkan dalam menyukseskan tujuan yang ingin dicapai Pemkot Malang dengan berbagai pihak, seperti perusahaan swasta, Badan Usaha Milik Daerah (BUMD), Badan Usaha Milik Negara (BUMN), media, akademisi, dan komunitas, untuk dapat menjadi bagian dari multplier effect,” papar Mulyono, Rabu (29/12/2021).

Dirinya menegaskan, melalui koordinasi akan datang banyak pembeli potensial yang mampu menumbuhkan daya beli masyarakat. “Monggo, kita bersama-sama membranding ulang ekonomi Kota Malang dengan ciri khasnya. Sehingga dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi lokal kita” ajaknya.
Mulyoni berharap, melalui pameran UMKM dan sinergi yang terbentuk, menumbuhkan sektor ekonomi serta menghadirkan dampak yang luas. “Kota Malang memiliki potensi ekonomi kreatif yang luar biasa, seperti sektor gim dan aplikasi. Jika kolaborasi diperkuat, maka akan mendorong berkembangnya produk UMKM,” terangnya.
Sementara itu, Ketua Panitia sekaligus penggagas gelaran Malang Retro Back to 60’s–90’s, Tri Iwan Widhianto mengatakan, acara tersebut merupakan tanda kembali bangkitnya perekonomian Kota Malang, terutama berkaitan dengan wilayah Kayutangan.
“Pameran yang diikuti 34 peserta ini merupakan kolaborasi antara Tanggungjawab Sosial Perusahaan (TSP) bersama PT Sarinah, tentunya didukung berbagai pihak. Dan Sarinah ini berkaitan dengan kawasan Kayutangan,” ucap pria yang juga merupakan Ketua Komunitas Satus Repes itu.

Lebih lanjut dirinya memaparkan, Kayutangan dikenal sebagai pusat perekonomian sejak masa kolonial. Sehingga gelaran Malang Retro dinilai menjadi awal tepat saat pemulihan ekonomi, dan dimulai dari Sarinah Malang.
“Apalagi pukulan dampak pandemi Covid-19 sangat berdampak kepada pelaku-pelaku ekonomi mikro dan menengah. Di samping itu, kurangnya gairah para pelaku usaha juga dirasakan oleh seniman dan budayawan yang butuh ruang ekspresi. Dan PT Sarinah membuka ruang tersebut,” jelas Iwan.
Pihaknya berharap, dengan awal pemulihan ekonomi dari Sarinah, maka para pelaku usaha yang mengadakan pameran di pusat perbelanjaan tersebut dapat menjadi mitra Satus Repes, dalam rangka bentuk kepedulian terhadap kawasan Kayutangan.
“Sebagai mitra Satus Repes, artinya kita menggabungkan kepedulian terhadap kawasan Kayutangan untuk melawan aksi vandalisme. Apalagi nantinya Kayutangan digadang menjadi bagian dari ekonomi kreatif. Jadi upaya membangkitkan ekonomi dapat dimulai dari sini. Sekali mendayung, dua tiga pulau terlampaui,” beber Iwan.
Acara Malang Retro turut dihadiri Kepala Bappeda Kota Malang Dwi Rahayu, Plt Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Malang Muhammad Sailendra, Kepala Dispora Kota Malang Ida Ayu Made Wahyuni, Pimpinan PLN UP3 Kota Malang, para akademisi, dan komunitas. (Har/MAS)