KOTA MALANG – malangpagi.com
Suasana penuh haru mewarnai keluarga besar dan para sahabat dalam peringatan 100 hari berpulangnya Romo Antonius Benny Susetyo ke hadapan Sang Pencipta.
Bertempat Gereja Kristen Jawi Wetan (GKJW), Jl. Sudanco Supriyadi, Sukun Kota Malang, Senin (13/01/2025), peringatan ini dibalut dengan doa atau misa bersama mengenang 100 hari wafatnya Romo Benny dan dilanjutkan dengan sarasehan bersama keluarga besar beserta sahabat.
Bertajuk Merajut Persaudaraan Sejati, Menjaga Pancasila, dan Merawat Keberagaman, sarasehan tersebut menceritakan perjalanan dan kisah inspiratif Romo Benny bersama para sahabat, sejak titik awal di Situbondo, Malang, hingga di Jakarta.
Koordinator Acara, Ari Nurcahyo menyampaikan bahwa peringatan ini untuk mengenang perjalanan hidup dan berbagai gagasan Romo Benny dalam menjaga kerukunan dan keberagaman antar umat beragama ketika menjabat sebagai Staf Khusus di Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP).
“Ajaran Romo Benny untuk menjaga persaudaraan antar umat beragama itu yang kami inginkan. Jadi tidak hanya sekedar dikenang, tetapi juga harus kita sebarkan kepada masyarakat luas,” tuturnya.
Ari mengatakan, sarasehan dalam rangka mengenang Romo Benny ini digelar di tiga kota berbeda yakni, Situbondo, Malang, dan Jakarta.
Dijelaskannya, dipilihnya Situbondo karena merupakan tempat Romo Benny mendapatkan tugas sebagai Imam Katolik pertama.
Kemudian, Malang karena sebagai tempat kelahiran dan juga tempat Romo Benny bersama para sahabat mendirikan Forum Komunikasi Antar Umat Beragama (FKAUB). Terakhir, Jakarta sebagai titik saat Romo Benny menjabat sebagai Staf Khusus Di BPIP.
“Dalam perjalanan hidupnya di tiga kota berbeda itu, Romo Benny selalu konsisten dalam menjaga keberagaman, menjalani persaudaraan sejati, dan menjaga Pancasila. Hingga pada titik akhir di BPIP Jakarta, beliau menjabat sebagai Stafsus Presiden,” jelasnya.
Ari Nurcahyo menerangkan, keluarga besar bersama para sahabat menginginkan agar perjalanan hidup yang telah ditanamkan oleh Romo Benny dapat melahirkan sosok Romo Benny baru.
“Semoga kita semua bisa melahirkan Romo Benny baru atau para Kiai-Kiai dan pendeta-pandita baru yang punya semangat untuk menjaga kerukunan ini,” harapnya.
Terakhir, Ari menyampaikan, nantinya akan ada sebuah karya buku untuk merangkum semua perjalanan Romo Benny bersama para sahabat, para tokoh di Malang, Jawa Timur, dan juga tokoh nasional.
“Nanti saat peringatan 1000 harinya Romo Benny, kami dari para sahabat dan murid akan mempersembahkan sebuah karya buku berisikan perjalanan dan kisah inspiratif Romo Benny,” pungkasnya. (YD)