KOTA MALANG – malangpagi.com
Sebelum 1 April 1914, wilayah Malang –yang kini mencakup Kabupaten Malang, Kota Batu, dan Kota Malang– termasuk dalam wilayah administratif (afdeeling) dari Karesidenan Pasuruan, sebelum kemudian menjadi Kotapraja (Gemeente). “Selama masa kolonial, Malang menjadi tempat hunian yang sangat disukai oleh pejabat Hindia Belanda,” ungkap sejarawan asal Malang, FX Domini BB Hera, Sabtu (29/4/2023).
Dirinya menyebut, bukti nyatanya masih dapat dilihat hingga saat ini. Di antaranya deretan perumahan elit di sekitar Jalan Ijen, yang dulunya merupakan kawasan perumahan elit kolonial.
Popularitas Malang sebagai tempat hunian bagi para pejabat Hindia Belanda pada masa itu tentunya bukan tanpa alasan. Salah satunya adalah karena hawanya yang dingin, memiliki kemiripan dengan kondisi alam Eropa. “Tak banyak yang tahu bahwa Malang juga memiliki julukan Zwitserland van Java (Swiss dari Jawa), karena terletak di tengah gugusan pegunungan,” jelas pria yang akrab disapa Sisco itu.
Julukan tersebut muncul karena Malang dikelilingi oleh sejumlah pegunungan, dianggap mirip dengan kondisi alam negara Swiss yang terkenal dengan keindahan pegunungannya. “Dari segi topografi, Malang memang yang terletak di daerah pegunungan memang mirip dengan Swiss,” sebutnya.
Malang dikelilingi beberapa gunung. Antara lain Gunung Semeru, Gunung Arjuna, Gunung Kelud, dan Gunung Kawi. “Julukan Zwitserland van Java merupakan strategi promosi pariwisata di masa kolonial, untuk mempromosikan Malang sebagai tujuan wisata yang menarik,” kata Sisco. Menurutnya, narasi tersebut sangat efektif dalam memperkenalkan Malang sebagai salah satu destinasi wisata eksklusif pada masa itu.
Setelah Malang menjadi Kotapraja dan lepas dari Karesidenan Pasuruan, promosi pariwisatanya pun semakin berkembang. Pada masa itu, semua hotel pasti menawarkan paket wisata ke pegunungan.
“Sangat disayangkan jika generasi saat ini tidak dapat merasakan kesan Swiss dari Jawa, seperti masa kolonial dulu. Karena sudah banyak pembangunan gedung-gedung tinggi yang menutupi keindahan alam pegunungan di Malang,” tandas Sisco. (SK/MAS)