KAB. MALANG – malangpagi.com
Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Arifatul Choiri Fauzi mengajak para mahasiswa untuk melaksanakan program magang di Ruang Bersama Merah Putih (RBMP).
Arifatul menyebut, program magang di RBMP bertujuan untuk melahirkan pemuda yang unggul, baik dari segi wawasan keilmuan maupun kepekaan sosial.
Selain itu, lanjutnya, hal tersebut juga untuk menyelaraskan dengan program astacita yang digagas oleh Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto.
“Kami harus memperkuat pembangunan SDM, sains, teknologi, pendidikan, kesehatan, prestasi olahraga, dan kesetaraan gender. Kemudian juga memperkuat peran perempuan, pemuda, serta penyandang disabilitas,” ucapnya.
Lebih lanjut, Arifatul menyampaikan bahwa pihaknya telah berkoordinasi dengan Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemendikti Saintek) terkait pemanfaatan RBMP sebagai tempat magang mahasiswa.
“Pak Menteri sangat setuju mahasiswa bisa mengaplikasikan atau mendapatkan ilmunya di Ruang Bersama Merah Putih,” jelasnya.
Arifatul mengatakan bahwa para mahasiswa harus memiliki pengalaman terlibat langsung dalam memajukan sumber daya manusia sekaligus membantu memberikan solusi pada setiap permasalahan di desa.
“Hal ini sudah saya sampaikan di Universitas Indonesia, kami punya laboratorium yang namanya adalah Ruang Bersama Merah Putih. Sebelum sarjana praktikkan ilmu kalian di sana,” ucapnya.
Dirinya meyakini, melalui langkah tersebut para mahasiswa akan siap menjadi generasi yang pemegang tongkat estafet kepemimpinan bangsa Indonesia di masa depan.
“Kami tidak hanya memperkuat fondasi desa, tetapi juga membangun masyarakat yang lebih mandiri, berdaya saing, dan inklusif,” terangnya.
Sementara itu, Penggagas Kampung Cempluk, Redy Eko Prasetyo mengatakan bahwa pihaknya juga sangat mendukung program magang mahasiswa di RBMP.
Menurutnya, dengan adanya program tersebut dapat meningkatkan nilai sosial dan interaksi mahasiswa.
“Saya sangat mendukung program dari Bu Menteri. Dengan adanya Kampung Cempluk di Kalisongo ini, saya menginisiasi Kampung Lingkar Kampus (KLK) juga. Karena selama ini, saya merasa para mahasiswa masih kurang untuk konteks interaksinya itu,” ujar Redy.
Redy berharap, para mahasiswa bisa lebih mempunyai kesadaran dan kepekaan terhadap ruang-ruang inklusif.
“Dengan jalinan komunikasi sosial seperti di kampung-kampung, nanti bisa dikonversi menjadi sebuah riset dan segala macamnya. Makanya, Bu Menteri sudah mencoba mengkomunikasikan dan mengarah menjadi program imunitas budaya dan imunitas kebangsaan,” pungkasnya.