KOTA MALANG – malangpagi.com
Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota Malang mengumumkan Hari Raya Iduladha 1443 H jatuh pada Sabtu, 9 Juli 2022. Hal tersebut disampaikan Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota Malang, Abdul Haris, saat menggelar Sosialisasi Penanganan Wabah Penyakit Mulut dan Kuku Masa Idul Kurban 1443 H, bertempat di Aula Kantor PDM Kota Malang, Jalan Gajayana No. 28B Kota Malang, Minggu (3/7/2022).
“Hari Raya Iduladha untuk Muhammadiyah jatuh pada 9 Juli 2022. Sedangkan pemerintah menggelar Hari Raya Kurban 10 Juli 2022. Perbedaan ini jangan dipermasalahkan. Karena walaupun dipermasalahkan tetap berbeda,” ungkap Haris.
Pihaknya menegaskan, perbedaan ini bukanlah sesuatu yang krusial, karena sama-sama melakukan ijtihad. “Muhammadiyah tetap yakin tergantung dari mazhab yg dipakai. Jangan dipersoalkan. Muhammadiyah tetap mengikuti Muhammadiyah. Yang pemerintah silakan mengikuti pemerintah. Terpenting di hati kita ikhlas. Hasilnya Allah yang tahu, karena segala kebaikan akan dinilai oleh Allah,” terangnya
Menurutnya, dalam hal ini tidak pihak yang mengklaim sebagai yang paling benar. “Sekali lagi, saya berharap kita tidak ramai-ramai membawa hal ini sebagai sebuah persolan besar. Perbedaan itu hal biasa. Tinggal bagaimana kita memberikan edukasi kepada masyarakat,” urai Haris.
“Tanggal 10 Dzulhijjah itu Sabtu atau Minggu, itu tergantung dari keyakinan. Diterima atau tidak itu adalah urusan Allah. Dan itu bagaimana cara kita bersikap. Kita yakin yang mana, ikutilah itu,” imbuhnya.
Pihaknya juga mengimbau masyarakat untuk tetap membangun ukhuwah dan kerukunan. ” Jangan gara-gara berbeda, kita tidak menyapa tetangga. Itu yang tidak baik. Toleransi itu yang harus diutamakan. Sehingga yang pokok kita jalani,” pungkasnya.
Pernyataan senada disampaikan dosen Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Muhamad Syarief. “Pimpinan Pusat Muhammadiyah sudah menyatakan bahwa Iduladha 1443 H jatuh pada 9 Juli 2022. Pernyataan tersebut dikeluarkan pada 3 Februari 2022, atau lima bulan yang lalu,” ungkapnya.
Syarief mengatakan, Pimpinan Pusat Muhammadiyah menentukan posisi bulan muda (hilal) pada saat terbenamnya matahari sudah berada di atas ufuk sebesar 01’58’28” (hilal sudah wujud). “Ijtimaknya terjadi pada 29 Juni 2022, pukul 9 lebih 55 menit 7 detik. Saya bacakan hingga hitungan detik. Sehingga kita yakin bahwa hisab ini akurasinya tinggi,” tuturnya.
“Itu Ijtimak di mana bulan, matahari, dan bumi dalam satu bujur astronomi sejajar. Ijtimak terjadi sebelum matahari terbenam, maka dapat diprediksi 30 juni 2022 sudah masuk 1 Dzulhijjah 1443 H. Sehingga 10 Dzulhijjah 1443 H bertepatan dengan 9 Juli 2022 Masehi,” imbuh Syarief
Dikatakannya, sejak 1.400 tahun silam, ilmuwan Islam telah menyebut bahwa bumi bukanlah pusat benda-benda langit, melainkan matahari, yang disebut sebagai Heliosentris. “Maka penentuan awal bulan adalah dengan menghitung peredaran bulan mengelilingi matahari dan bumi bersama-sama mengelilingi matahari, yang ditandai dengan terbenamnya matahari. Jadi awal bulan diawali dengan peristiwa alam,” tutupnya. (Har/MAS)