KOTA MALANG – malangpagi.com
Kegiatan Festival Kali Brantas II berlangsung dalam bentuk Nyanyian Brantas Kaliku Arema Kampungku di Kampung Biru Arema, Rabu sore (26/7/2023).
Ada yang berbeda dari penampilan jika dibanding tahun lalu. Bedanya alat musik yang dipakai semua dari bambu dan minim alat musik elektrik. Selain itu, keterlibatan warga lebih meriah dalam nyanyian Brantas dan lagu-lagu arema.
Hadir Komandan Rayon Militer Klojen, Arief Setyo mengapresiasi pemanfaatan alat musik berbahan alam seperti angklung turut dimainkan. “Ini generasi muda memainkan angklung sebagai upaya pelestarian musik tradisi yang diakui dunia bahwa Angklung Indonesia satu satunya alat musik tradisi berbahan alami yang bisa dimainkan 10 ribu orang dan pernah memecahkan rekor dunia. Mari bersama-sama kita jaga dan lestarikan, angklung” tuturnya.
Di tempat yang sama, Ketua Pokdarwis Kampung Biru Arema, Irmawab mengucapkan terimakasih kepada para penampil angklung dari SMK Muhammadiyah 1 Kota Malang yang dikawal langsung Kepala dan wakil Kepala Sekolah.
“Musik angklung menjadi pilihan alternatif yang kini banyak digemari anak-anak muda. Kami coba kolaborasikan dengan musik Arema Licek dan ternyata bisa dan meriah. Semoga ini jadi suguhan musik Festival Kali Brantas dan ke depan akan kita tingkatkan lagi,” harap Irmawan.
Sementara itu, Ketua Pokdawis Kota Malang, Ki Demang memberikan gambaran bahwa Fastival Kali Brantas yang ada di kampung Biru Arema akan dijadikan tempat basecamp para kreator dan pencipta musik nyanyian Brantas dan lagu-lagu Arema.
“Ke depan untuk mewadahi insan kreatif akan dibuat lomba cipta musik dan tari tari tentang Kali Brantas, sehingga Kali Brantas makin menggema dan menjadi bagian dari kampanye lingkungan serta upaya pelestarian sungai dan mendekatkan manusia pada alam,” tegas pria yang bernama asli Isa Wahyudi ini.
Dalam kegiatan Nyanyian Brantas Kaliku Arema Kampungku dalam Festival Kali Brantas II ini di hadiri perwakilan Disporapar. Hadir pula perwakilan dari Dinas Lingkungan Hidup Kota Malang, Badan Penanggulangan Bencana Daerah, Dinas Komunikasi dan Informatika, perwakilan Camat Klojen, Lurah Kiduldalem, Babinsa dan Babinkamtibmas Klojen, Danramil Klojen, 23 perwakilan kampung tematik se-Kota Malang serta para komunitas pegiat sungai salah satunya Tim SAR 7 Lung. (Har/YD)