
TOKYO – malangpagi.com
Meski gagal meraih medali, Kimia Alizadeh Zenoorin, seorang pengungsi asal Iran menjadi sorotan di hari kedua cabang Taekwondo Olimpiade Tokyo 2020, yang digelar di Makuhari Messe Hall A, Minggu (25/7/2021). Atlet 23 tahun itu hampir saja merebut medali pertama untuk Tim Olimpiade Pengungsi (EOR).
Lima tahun lalu di Olimpiade Rio, Alizadeh menjadi satu-satunya atlet wanita Iran yang memenangkan medali Olimpiade. Ketika itu Ia meraih perunggu.
Setahun yang lalu, Alizadeh melarikan diri ke Jerman. Kepada Reuters, perempuan yang kini menanggalkan hijab itu mengaku muak terus-terusan digunakan sebagai alat propaganda oleh negaranya.
Tiga pertandingan pertama yang dilakoni Alizadeh di kelas -57 kilogram putri terbilang berat. Yang pertama, Ia harus melawan mantan rekan senegaranya, Nahid Kiyani Chandeh, didampingi pelatih yang sebelumnya menangani Alizadeh.
Pada partai kedua, Ia harus berhadapan dengan juara Olimpiade dua kali, Jade Jones asal Inggris. Dan di laga ketiga, Alizadeh berhasil mengalahkan favorit juara alas China, Zhou Lijun, dengan skor tipis.
Di pertandingan berikutnya, Alizadeh harus mengakui keunggulan taekwondoin ROC (Rusia), Tatiana Minina, dengan skor telak 10-3. Kekalahan ini memaksa Alizadeh melakoni pertandingan perebutan meladi perunggu.
Alizadeh, yang merupakan unggulan 16, akhirnya harus menyerah dari Hatice Kubra Ilgun dari Turki dalam perebutan medali perunggu. Dia meninggalkan arena pertandingan tanpa berbicara kepada media, dan menutupi wajahnya dengan handuk saat berjalan melewati wartawan.
Anastasija Zolotic tampil menjadi peraih medali emas di kelas -57 kilogram putri, usai mengandaskan perlawanan Tatiana Minina (ROC) dengan skor 25-17. (MAS/Red)