KOTA MALANG – Malangpagi.com – Aktivitas pelaku seni dan budaya di Pasar Seni Bareng (Pasebar) kembali diadakan dalam menyongsong “New Normal”. Giat ini sendiri tetap mengedepankan kedisiplinan protokol kesehatan sesuai imbauan Pemerintah. Kegiatan yang bertajuk “Silaturahmi Satria Bhirawa Nusantara”,bertempat di Pasar Seni Bareng Lantai 3,Jalan Terusan Ijen, Kota Malang, Minggu 27 Juni 2020.
Pemilik rumah seni budaya “Singhasari” Sadhana Devi yang juga salah satu pendiri Satria Bhirawa Nusantara (SBN) menuturkan, kegiatan ini dalam rangka, cerita sejarah berdirinya SBN dan bincang mathon, sekaligus penyerahan kaos SBN”tuturnya.
Ia juga mengatakan, kegiatan ini selain silahturahmi juga saling menyatukan jiwa dan rasa disaat masa transisi “New Normal”. Menurutnya, SBN adalah wadah kebersamaan yang lahir di Malang.
Kepada malangpagi.com ia menjelaskan, bahwa Mas Dewo (Suaminya) mendapat petunjuk/waskita bahwa, akan lahir cahaya dari timur. Sebenarnya dari mana leluhur kita dulu amatlah visioner dalam menyatukan nusantara. Perlu diketahui, otak dan konsepnya dari Malang era kerajaan – kerajaan Singhasari dulu. Saat itu leluhur kita pernah berpesan jika dirinya telah tiada, maka tugas kita semua lah untuk menyatukan nusantara ini,”jelasnya.
Ia menambahkan, inilah yang mendasari kita tergerak untuk memghubungi seluruh saudara -saudaraku semua. Jangan sampai negara ini pecah, karena akhir – akhir ini diduga sudah mulai ada percobaan – percobaan untuk mengadu domba seperti di era jaman Belanda dulu,” tegas wanita pendiri SBN ini.
Ia juga menyampaikan, bawasanya harus lahir satu contoh persatuan, kebersamaan, gotong royong sesuai dengan ideologi Pancasila. Tidak satupun yang akan bisa merubah landasan ideologi Pancasila karena itu falsafah. Menurutnya, itu inti diri sendiri yang sejati.
Jadi kalau ada yang mencoba- coba mengubah Pancasila, menurut kami itu delusi. Orang – orang tersebut mungkin belum mengerti. Seiring terlalu banyaknya macam ideologi, kita harus turut serta bertanggung jawab. Mungkin kita semua kurang serius mengenalkan “Pancasila”. Kami pernah akui salah pada adik – adik mahasiswa, karena kami mengakui salah itu, akhirnya membuat gerakan untuk menjadi benar,”ungkapnya.
Kita semua adalah calon leluhur, pertanyaanya, apa kita punya keluhuran budi?. Apa yang kita tinggalkan untuk generasi muda itu yang terpenting sekarang, tapi semua itu tidaklah mudah tanpa bersatu. Sebab, ini tugas kita bersama dari Malang untuk nusantara dan nusantara untuk mercusuar dunia.
Menurut kami, mercusuar dunia tidaklah muluk-muluk, pusat pengetahuan kehidupan berbangsa karena alam kita sangat bersahabat, juga sangat indah sehingga mereka akan datang dan belajar hidup yang harmonis,rahmatan lilalamiin bagaimana ada di nuswantara,”tutup Sadhana Devi.
Reporter: Doni
Editor: Tim Redaksi