Malangpagi – Untuk pasangan Sutiaji – Sofyan Edy Jarwoko (SAE) di Pilkada Kota Malang 2018 memang paling sedikit terkait jumlah parpol yang mendukung. Namun, kondisi itu malah membuat pasangan SAE optimistis memenangkan pilkada.
Dengan dukungan Partai Demokrat dan Partai Golkar yang mengusung SAE itu sangat optimistis memenangkan pilkada. Bandingkan dengan calon lain seperti pasangan Yaqud Nanda Gudban-Wanedi (Menawan) yang disokong lima partai dengan sebanyak 22 kursi dan pasangan Moch. Anton-Syamsul Mahmud (ASIK) yang didukung empat partai dengan jumlah kursi di sebanyak 13 kursi. Sedangkan gabungan Demokrat dan Golkar hanya punya sepuluh kursi di DPRD Kota Malang.
Menurut Sutiaji, itu tidak bisa menjadi ukuran. “Kita refresh tahun sebelumnya. Pilkada 2013, pemenangnya juga dua partai,” ungkap dia usai mendaftar di kantor KPU, tadi malam. Pada 2013 lalu, pemenangnya adalah pasangan Moch. Anton-Sutiaji yang diusung Gerindra dan PKB.
Sutiaji bersama Sofyan Edy sangat optimistis meskipun diusung dua partai. Pihaknya yakin dengan kepasrahan sejak awal mendeklarasikan diri untuk bisa mengemban amanah nanti. “Saya optimistis sekali dengan dua partai untuk bisa menang. Selanjutnya akan kami buktikan dengan mengeluarkan program-program yang memang bermanfaat dan masyarakat bisa lihat dan menilai,” ujarnya.
Sutiaji juga menanggapi adanya pandangan yang menyebut bahwa kubunya memiliki peluang merebut suara hijau (NU maupun Muhammadiyah). Dia hanya mengatakan, sebelum datang ke KPU, pihaknya sudah berkomunikasi kepada tokoh-tokoh agama dan kiai-kiai untuk meminta izin mendaftar ke KPU.
“Saya tidak ingin memolitisisasi instrumen-instrumen keagamaan, menarik-narik instistusi keagamaan. Masyarakat yang akan bisa melihatm saya dan Bung Edy akan memberikan program, biar masyarakat yang menilai,” kata dia.
Sementara itu, Wakil Sekretaris Jenderal DPP Golkar Ridwan Hisjam juga mengungkapkan hal senada dengan Sutiaji. Menurut dia, dengan dua partai saja, malah bisa semakin baik. Pasalnya, koordinasi akan semakin mudah. (*1)