KOTA MALANG – malangpagi.com
Sebanyak 30 stand UMKM berjajar di halaman Kantor Bakorwil III Malang yang berlokasi di Jalan Simpang Ijen No 2 Kota Malang dalam gelaran Pasar Murah dan Pasar Takjil yang diselenggarakan Bakorwil III Malang selama sepekan yakni mulai 25 Maret hingga 31 Maret 2024.
Aneka bahan pangan mulai beras, minyak, tepung, telur hingga ikan mentah digelar oleh para pedagang. Ada pula beragam kudapan seperti kue basah, kue kering, minuman, bakso, pempek pun turut dijual.
Noor Anggarini Ardiyogi salah satu pelaku UMKM yang menjual lumpur, kue kering, peyek dan coklat mengaku terbantu dengan digelarnya Pasar Murah dan Pasar Takjil bertajuk Nitimira Ramanza Vol. 2 tersebut.
“Kami sebagai pelaku UMKM merasa terbantu. Terimakasih kepada Bakorwil III Malang telah memberikan fasilitas dan kemudahan dalam mencari pelanggan,” ujar Noor sapaan, Kamis (28/03/2024).
“Kami dikenalkan dengan pegawai Bakorwil. Kemudian ada pula konsumen pelajar yang turut menghadiri gelaran ini. Jadi mereka bisa mengenal produk yang ditawarkan,” imbuhnya.
Baginya, Pasar Murah maupun Takjil Murah merupakan peluang dan salah satu media untuk promosi agar produk-produk yang dihasilkan pelaku UMKM di bawah naungan Bakorwil III Malang ini dapat lebih dikenal masyarakat. “Apabila ada konsumen yang datang dan menanyakan produk. Kami beri kartu nama dan bisa memesan produk kami,” tuturnya.
Noor menambahkan, dirinya mengikuti Pasar Murah ini dengan mendaftar melalui link dan yang disediakan. “Setelah terdaftar, dikurasi dulu produk yang akan dijual. Baru dinyatakan lolos,” bebernya.
Hal senada disampaikan Kepala Bakorwil III Malang, Asep Kusdinar. Dikatakannya, bahwa untuk menjadi peserta UMKM dikurasi terlebih dahulu. Salah satunya memiliki sertifikasi halal.
“Itu untuk kepercayaan masyarakat. Saat ini sedang gencar-gencarnya produk bersertifikasi halal dan ini merupakan salah satu peran fungsi Bakorwil III Malang dalam mendukung ekosistem halal,” beber Asep.
Sementara, Prof Muhammad Bisri mengatakan bahwa ekosistem halal merupakan satu sistem saling berkaitan tentang kehalalan produk dari hulu hingga hilir.
“Misalkan bakso yang dijual. Mulai dari proses penyembelihan bersertifikat halal. Daging nya halal, penyembelih maupun rumah potong hewan juga harus bersertifikat halal. Begitu pula dengan bahan-bahan lainnya seperti vitsin, kecap, saos itu juga bersertifikat halal,” jelas Prof. Bisri
Rektor Universitas Brawijaya periode 2014 -2018 tersebut berharap agar ke depan Bakorwil III Malang memiliki aplikasi yang bisa menunjukkan sebuah tempat itu bersertifikat halal. “Andaikan ada wisatawan ingin mengetahui rumah makan bersertifikat halal. Bakorwil dapat membantu menunjukkan melalui aplikasi,” pungkas Prof. Bisri. (Har/YD)