
KOTA MALANG – malangpagi.com
Jaringan Kemanusiaan Jawa Timur (JKJT) bersama Gereja Katolik Kudus Yesus Kayutangan menggelar acara kebangsaan dengan mengusung tema ‘Kita Beda Kita Bersaudara’, di halaman bangunan gereja bersejarah Kayutangan, Jl. MGR Sugiyopranoto No. 2, Kiduldalem, Kecamatan Klojen, Kota Malang, Minggu (29/10/2023).
Kegiatan yang dihadiri ratusan mahasiswa/mahasiswi dari berbagai universitas di Indonesia ini dalam rangka memperingati Hari Sumpah Pemuda Ke-96 yang bertujuan menguatkan nilai-nilai persatuan pada pemuda-pemudi milineal.
“Kita disini melibatkan 100 Universitas dari Sabang sampai Merauke. Setiap kampus perwakilannya 2 orang. Diatas panggung ada 40 orang sisanya berbaur dengan undangan yang hadir,” tutur Pendiri Jaringan Kemanusiaan Jawa Timur (JKJT), Agustinus Tedja Bawana.
Dari pantauan awak media Malangpagi, nampak sejumlah undangan yang hadir mengenakan baju adat istiadat dari berbagai daerah di Indonesia, sebagai penanda kebhinekaan. Beberapa tarian daerah dan lagu nasional juga ditampilkan untuk penyemangat rasa nasionalis bagi semua yang hadir.
Tak lupa pada kesempatan kali ini, TNI Polri, Komunitas, Pemuda-Pemudi milineal membacakan pesan dan kesan yang dituliskan sendiri di depan para undangan.
Dijelaskan Agustinus Tedja Bawana, melihat situasi bangsa saat ini melalui semangat sumpah pemuda, pihaknya mendorong anak bangsa untuk tidak terjebak pada hal yang dapat memecah belah persatuan dan kesatuan apapun alasannya.
“Terbukti dengan gelaran acara ini, mereka datang dengan hati tanpa paksaan, sehingga animo sangat luar biasa. Anak kampus yang kita harapkan hadir, ternyata hadir semua,” tuturnya.

Pria yang identik disapa dengan Ayah Tedja ini sangat menyayangkan tidak hadirnya pemangku wilayah. Padahal acara tersebut sangatlah penting bagi mereka sebagai bapak bangsa, ketimbang hanya ceremonial saja.
“Menghadiri saja kami sangat bersyukur, kita tidak butuh dana dari mereka. Pinginnya mereka hadir saat lagu Indonesia Raya di nyanyikan sebagai bentuk responbility pada bangsa ini. Justru saya menghargai anggota TNI POLRI yang hadir,” imbuhnya.
Ketika ditanya terkait persiapan acara, Ayah Tedja menjawab hanya membutuhkan waktu selama kurang lebih tiga hari. Dia menyebutkan dipakainya halaman gereja sebagai acara, karena berbagai alasan dan pertimbangan.
“Mau pakai halaman lain untuk acara susah banget, banyak yang sudah buat acara lain. Mending disini, ijinnya juga gak ribet, selain itu gratis pula. Kegiatan ini juga tidak ada muatan politik, wong kita orang kemanusiaan bukan politik,” pungkasnya.
Moment kebersamaan dan keakraban terasa kental ketika para undangan yang hadir bergandengan dan melambaikan tangan menyanyikan lagu-lagu nasional. Kekompakan dalam persaudaraan juga sangat terasa saat para tamu undangan joget moumere bersama. (DK99/YD)