KOTA MALANG – malangpagi.com
SDN Lowokwaru 4 Malang yang berlokasi di Jalan Setaman No. 2 Kota Malang menggelar Perkemahan Jumat Sabtu (Perjusa) pada 20–21 Janiari 2023. “Harapan untuk membangun karakter mulia siswa melalui kegiatan kemandirian dan kebersamaan yang dikemas dalam Perjusa merupakan dasar pelaksanaan kegiatan ini,” ungkap Koordinator Ekstrakurikuler SDN Lowokwaru 4 Malang, Dimas Adi Yusuf kepada Malang Pagi, Jumat (20/1/2023).
Kegiatan dalam Perjusa ini meliputi pioneering, yakni salah satu materi Pramuka yang dirangkai menjadi tongkat dan tali menjadi sebuah obyek. Selain itu juga ada sesi api unggun, sebagai ajang unjuk bakat siswa sembari menikmati kebersamaan di malam hari.
Siswa juga dilatih keterampilan dalam menata meja dan menghias makanan. Lalu ada kegiatan Kemampuan Indera Manusia (KIM) sebagai bentuk latihan kepekaan siswa terhadap lingkungan.
“Rangkaian kegiatan dalam Perjusa kali ini diharapkan dapat mengokohkan karakter siswa, utamanya kemandirian, kebersamaan, dan kekompakan,” beber Dimas.
Kegiatan Perjusa SDN Lowokwaru 4 Malang tahun ini disepakati untuk dilaksanakan di area sekolah dengan berbagai pertimbangan. “Di antaranya karena baru pandemi, sehingga kami jadikan pioneer dulu dan sebagai pertimbangan evaluasi. Nantinya apabila gelaran ini sukses dan sesuai harapan, maka kami tak segan untuk menyelenggarakan kegiatan serupa di luar sekolah,” ujarnya.
Sementara itu, Pembina Pramuka SDN Lowokwaru 4 Vicencitius Firman Wicaksono menjelaskan, Perjusa merupakan momentum evaluasi pembina Pramuka kepada anak didik Pramuka. “Perkemahan Jumat Sabtu memang sudah selayaknya diadakan setiap tahun. Latar belakang dari kegiatan ini sebenarnya menitikberatkan pada evaluasi diri. Baik bagi murid, pembina, ataupun sekolah. Jadi apakah pembina itu telah berhasil menyampaikan ilmunya kepada adik-adiknya atau tidak,” jelas Vincent.
Dijelaskannya, selain poin evaluasi bagi pembina, Perjusa juga menjadi sarana untuk meluapkan emosi siswa mereka selama satu tahun, yang diekspresikan dengan cara bersenang-senang. “Di sisi lain, anak-anak mendapatkan pengalaman baru. Bagaimana sih perkemahan itu,” paparnya.
Meskipun kegiatan Perjusa dilakukan di sekolah, menurut Vincent tetap tidak mengurangi nilai-nilai yang diterapkan. “Anak-anak tetap mendapatkan keleluasaan sesuai arahan pembina. Di samping itu, pembina juga dapat mengevaluasi capaian hasil pembelajaran yang telah dilaksanakan selama tahun pertama di sekolah,” tuturnya.
“Apalagi mereka masih penggalang, masih Sekolah Dasar, rasa keingintahuan mereka besar. Apabila perkemahan dilaksanakan di alam bebas, khawatirnya malah kami akan kesulitan mengevaluasi lantaran banyak larangan-larangan,” lanjut Vincent.
Tidak Ada Jurit Malam
Vincent menegaskan bahwa Perjusa ini tidak memiliki kegiatan Jurit Malam. Menurutnya, kegiatan tersebut sudah lama ditinggalkan di kepramukaan, karena tidak sesuai dengan tujuan gerakan Pramuka.
“Jurit malam itu untuk menakut-nakuti, katanya supaya mentalnya kuat. Itu hanya alibi. Sekarang Jurit Malam hampir 80 persen ditinggalkan. Penggantinya yaitu melatih kemampuan indera manusia. Di mana panca indera kita benar-benar difungsikan, seperti melihat dalam gelap,” ungkap Vincent.
Kegiatan Perjusa ini mendapatkan apresiasi dari Kepala SDN Lowokwaru 4, Anis Yuniati. Pihaknya bersama Komite Sekolah mengaku mendukung kegiatan positif, yang merupakan implementasi dari pembelajaran Pramuka selama satu tahun.
“Acara ini terselenggara karena adanya kepedulian dan dukungan dari stakeholder, Forum Kelas, maupun Komite Sekolah. Alhamdulillah, animo peserta didik untuk mengikuti Perjusa dapat dikatakan tinggi. Hal ini dibuktikan dengan hanya beberapa siswa yang tidak mengikuti Perjusa lantaran sakit,” tutur Anis.
Pihaknya mengungkapkan, peranan orangtua sangat diperlukan dengan memberikan izin kepada putra-putrinya untuk mengikuti kegiatan ini. “Salah satu syarat wajib mengikuti Perjusa adalah adanya surat izin orangtua,” tegasnya.
Anis menerangkan, sesuai arahan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, Pramuka adalah ekstrakurikuler wajib yang harus diikuti setiap siswa. Sehingga kegiatan Perjusa ini juga memberikan nilai plus yang dimasukkan dalam rapor siswa di semester kedua.
“Nilai yang terkandung di dalam Perjusa –seperti kemandirian, kebersamaan, keberanian, dan tanggungjawab– merupakan hal yang diharapkan dapat diaplikasikan siswa dalam kehidupan sehari-hari. Jadi, selain tertera pada nilai rapor, esensi dari Pramuka ini dapat dijalankan. Sehingga nilai-nilai nasionalisme dapat terbentuk dengan kuat dalam diri siswa,” harapnya.
Kegiatan Perjusa SDN Lowokwaru 4 Malang ini juga diikuti oleh 22 tenaga pendidik dan kependidikan, yang bertugas memberikan pendampingan dan pengawasan kepada para siswa. (Har/MAS)