
Kementerian Pertanian Mendapat Tanggung Jawab Dan Amanat Menyelesaikan Soal Pangan, Mulai On Farm Hingga Off Farm.
KABUPATEN MALANG – malangpagi.com
Organisasi Pangan dan Pertanian dunia (FAO) telah memberi peringatan soal ancaman krisis pangan akibat pandemi Covid-19 yang dialami beberapa negara, termasuk Indonesia. Kemungkinan kemarau tahun ini diprediksi akan lebih lama dari biasanya. Tentunya juga akan memicu kekeringan lebih lama.
Atas dasar itulah, pemerintah harus mengantisipasi ancaman krisis pangan, agar tidak berdampak terhadap penyediaan pangan bagi 267 juta jiwa rakyat Indonesia.
Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo melalui Kepala BPPSDM (Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia) Pertanian dan disampaikan langsung oleh Sekretaris BPPSD Pertanian, Dr. Ir. Munifah M.Si menegaskan, saat ini Kementerian Pertanian (Kementan) mendapat tanggung jawab dan amanat menyelesaikan soal pangan, dari mulai on-farm hingga off-farm. Untuk itu dilakukan upaya melalui gerakan Ketahanan Pangan Nasional, guna mengantisipasi krisis pangan akibat dampak Covid-19.
“Persiapan pangan atas dampak Covid-19 ini harus menjadi perhatian serius semua pihak. Indonesia harus mampu menyiapkan pangan sendiri. Untuk itu, lahan-lahan pertanian yang telah panen dipersiapkan untuk segera dilakukan penanaman kembali,” tegas Munifah kepada para penyuluh, dalam acara Ngobras (Ngobrol Asyik) bertempat di Gubuk Tani Desa Gading Kulon, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang, Sabtu (2/1/2021).
Perempuan asli Malang itu juga menekankan perlunya kolaborasi antara pemerintah pusat dan daerah, juga antara penyuluh dan petani.
“Upaya memperkuat Ketahanan Pangan melalui intensifikasi pangan, ekstensifikasi pangan dan juga diversifikasi pangan. Ini tugas kita semua untuk bekerjasama dengan baik, agar ketahanan pangan nasional meningkat,” tutur alumnus Jurusan Peternakan Universitas Islam Malang itu.
“Kita harus lakukan percepatan tanam. Setelah panen, tanah langsung diolah. Setelah tanah diolah, langsung ditanami. Untuk mempercepat waktu tanam, gunakan alsintan (alat mesin pertanian). Juga manfaatkan air hujan. Sarana produksi juga harus disiapkan, seperti pupuk, pestisida, benih dan pengendalian OPT (organisme pengganggu tanaman),” paparnya.
Selain melakukan percepatan tanam di lahan yang sudah panen, terdapat upaya lain yang dilakukan, yaitu dengan pemanfaatan lahan pekarangan. Seperti family farming, vertical farming dan urban farming yang bisa digunakan untuk produksi pertanian. Sehingga mampu menopang pangan keluarga.
Menurut mantan Direktur Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian (STPP) Malang itu, tidak hanya di lahan existing dan pekarangan saja yang digunakan untuk produksi pertanian dalam menjaga ketahanan pangan nasional. Namun pemanfaatan lahan perhutanan sosial, pemanfaatan lahan perhutani serta pemanfaatan lahan rawa juga akan dioptimalisasikan menjadi potensi pengembangan produksi pertanian.
“Lahan rawa bisa dimanfaatkan untuk meningkatkan produksi. Karena selain bisa dimanfaatkan untuk menanam padi dan sayuran, di lahan rawa juga bisa dipakai untuk beternak itik. Integrated farming ini mampu meningkatkan produksi pangan yang otomatis akan meningkatkan kesejahteraan petani,” ungkap Munifah.
Munifah menilai, untuk mewujudkan berbagai upaya ini sangat dibutuhkan peran penyuluh dan petani, sebagai pelaku utama dalam meningkatkan ketahanan pangan nasional.
“Dukungan dari penyuluh dan petani sangat dibutuhkan untuk mewujudkan gerakan ketahanan pangan nasional. Untuk itu, ayo bergerak bersama, mulai hulu sampai hilir. Tetap olah semangat tanam dan semangat panen, karena pertanian tidak berhenti,” tegasnya.
Acara Ngobras juga dihadiri oleh KaBalai BBPP-Batu Dr. Wasis Sarjono S.Pt M.Si, KaBalai Ketindan Ir. Soemardi Boor, M.Si, Wakil Direktur Polbangtan Malang Dr. Abdul Farid, dan Kepala Balitjestro Dr. Ir. Harwanto, M.Si.
Selain itu hadir pula Drs. Deden Harmedi (KBU), Ridwan Wardiana, S.P M.Si. (Koordinator Widyaiswara Ahli Madya), Sugino S.Pt M.Si KBU, dan Catur Puryanto SST (Widyawisara Ahli Muda).
Diselenggarakannya acara ini bertujuan agar di awal tahun 2021, para penyuluh dapat meningkatkan kolaborasi mereka dengan petani dalam melaksanakan program tersebut.
Reporter : Doni Kurniawan
Editor : MA Setiawan