KOTA MALANG – malangpagi.com
Olahraga apapun itu identik dengan pembinaan. Pembinaan adalah mencari bibit-bibit, artinya regenerasi harus tetap digerakan dan dicari. Jika tidak biasa mencari bibit adalah semua kesalahan fatal.
Lalu dimana bibit-bibit dicari, maka salah satunya dalah melalui kompetisi dan sekolah-sekolah. Dari sekolah dan kompetisi lah bibit-bibit di cari. Apakah Cuma mencari bibit bibit saja.?
TIDAK, maka pemerintah melalui KONI atau Dinas terkait WAJIB menyiapkan dana untuk pengembangan dan latihan rutin, serta yang tak kalah pentingnya adalah sarana dan fasilitas yang disediakan.
Sudahkan dana dan fasilitas (sarana dan prasarana) tersedia dengan baik dan layak.?
Apakah fasilitas (sarana dan prasarana) yang ada di Kota Malang sudah layak dan memenuhi standart.?
Tidak usah jauh-jauh, saya ambil contoh 2 sarana olahraga, kebetulan saya warga Blimbing, tempat tinggal dijalan LA Sucipto.
Yang belakang jadi perhatian public, yaitu Stadion Blimbing yang sudah hampir 5 tahun ini DISFUNGI, lapangan sepakbola yang awalnya banyak dimanfaatkan anak-anak untuk bermain sepakbola dan olahraga lainnya kini sama sekali tidak berfungsi yang katanya akan digunakan untuk pasar blimbing.
Kedua adalah saat air kolam renang stadion gajayan yang sempat heboh pada agustus 2018, yang hampir 9 tahun tak pernah diganti.
Potret dari dua sarana olahraga tersebut menurut saya cukup untuk merefleksikan menurunya kualitas olahraga di Kota Malang, belum lagi sarana yang lain. Mungkin sangat terbatas.
Jadi dana yang besarpun tak akan berarti jika sarana olahraga juga tidak diperhatikan.
Reporter : Red
Editor : Tikno