
KOTA BATU – malangpagi.com
Badan pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) Industri dari Kementrian Perindustrian telah menyelenggarakan uji kompetensi batik selama dua tahap.
Untuk gelombang pertama dilaksanakan pada tanggal 9 September 2020 di Kota Malang. Sedangkan gelombang kedua digelar pada 10 September 2020 di Kota Batu.
Jika pada gelombang pertama, peserta mencapai 50 orang. Maka di gelombang dua terdapat 35 peserta. Mayoritas berasal dari Kota Wisata Batu. Selain itu ada 9 peserta dari Kabupaten Malang, dan 6 dari Kota Malang. Pelaksanaan sertifikasi dilakukan langsung oleh Badan Nasional Sertifikasi Profesi.
Koordinator pelaksana sertifikasi gelombang dua, Ita Fitria mengatakan, sertifikasi merupakan sarana untuk menjaga kualitas. Namun yang lebih penting adalah terus berkarya da kreatif. Karena tentunya, ilmu yang dimiliki dapat luntur jika jarang digunakan.
“Pelaksanaan sertifikasi pembatik secara bertahap dengan dibagi menjadi dua gelombang dan dua tempat ini, adalah sebagai solusi menggelar sertifikasi di saat Pandemi Covid-19 ini,” ujar Ita saat ditemui Malang Pagi. Kamis (10/9/2020).
Perempuan yang merupakan pemilik Batik Lintang itu mengimbuhkan, pada tahun-tahun sebelumnya pelaksanaan sertifikasi dilakukan di satu tempat. Bayang-bayang pandemi nyaris menunda pelaksanaan sertifikasi ini. Dirinya bersyukur, atas bantuan banyak pihak, akhirnya dapat terselenggara.
“Penerapan protokol kesehatan Covid-19 menjadi hal wajib yang harus dipatuhi. Proses mencanting pun dilakukan dengan tetap menjaga jarak,” tandas perempuan yang juga adalah asesor asal Kabupaten Malang itu.

Pelaksanaan sertifikasi pembatik gelombang kedua di Kota Batu juga dihadiri oleh Ketua Dekranasda Kota Batu, yang juga merangkap sebagai Ketua TP PKK Kota Batu, Wibi Asti Fianti.
Istri Wakil Walikota Batu ini sangat mengapresiasi antusiasme yang ditunjukkan para peserta sertifikasi batik. Menurutnya, para pembatik tersebut merupakan penjaga warisan leluhur Nusantara.
“Hebat! Meskipun sedang dalam situasi pandemi, para pembatik tetap bersemangat dalam berkreatifitas, dan menjaga kualitas produknya dengan mengikuti sertifikasi ini,” puji Wibi Asti Fianti.
Dekranasda Batu sendiri mengaku sangat berkomitmen dalam membina dan memasarkan produk-produk UMKM, khususnya kerajinan termasuk batik. Bahkan, istri Ir. Punjul Santoso, SH MM itu berpesan agar pembatik tak berhenti hanya di sertifikasi, namun harus terus produktif dan berkreasi.
Penulis : Dian Eko
Editor : MA Setiawan