KABUPATEN MALANG – malangpagi.com
Dalam rangka menyongsong Hari Disabilitas Internasional yang jatuh pada tanggal 14 Desember 2021, Omah Difabel Lingkar Sosial Indonesia (LINKSOS) menggelar pelatihan membatik dengan teknik Shibori, yaitu mewarnai kain ala Jepang yang sudah dikenal sejak abad ke-8.
“Kegiatan pelatihan batik ini merupakan rangkaian peringatan Hari Disabilitas Internasioal 2021 untuk regional Jawa Timur. Sasaran pelatihan adalah para ibu yang tinggal di kaki Gunung Wedon,” ujar Ketua Badan Pembina LINKSOS, Kertaning Tyas kepada Malang Pagi, Sabtu (4/12/2021).
Ken, sapaan karib Kertaning Tyas, menceritakan jika pelatih adalah penyandang disabilitas yang pernah belajar membatik Shibori dari mahasiswa Universitas Kanjuruhan Malang (Unikama), yang saat itu sedang melakukan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Proyek Kemanusian Prodi Manajemen Unikama.
“Untuk mengembangkan kegiatan berkelanjutan, para disabilitas yang tergabung dalam Omah Difabel bergantian menularkan ilmunya kepada warga Dusun Turi ini,” jelas Ken.
Bertempat di Balai Dusun Turi, Desa Turirejo, Kecamatan Lawang, Kabupaten Malang, ibu-ibu yang tergabung dalam PKK juga mendapatkan edukasi mengenai disabilitas dan inklusi, pelestarian lingkungan, serta pengembangan desa inklusi.
“Aktivitas semacam ini memuat pendekatan masyarakat untuk memahami makna inklusifitas sesungguhnya. Artinya, inklusi tidak harus masyarakat umum yang melibatkan difabel. Melainkan kegiatan difabel yang mengajak masyarakat umum,” beber penggiat kemanusian itu.
“Hal tersebut sekaligus sebagai kampanye menghapus stigma bahwa difabel tidak produktif, dan paling menyakitkan adalah mereka dianggap sebagai beban,” imbuhnya.
“Faktanya, di Omah Difabel, mereka [kaum disabilitas] mampu produktif, bahkan memberi manfaat bagi masyarakat umum,” terang Ken.
Dirinya pun menjelaskan, jika Omah Difabel yang berlokasi di Jalan Yos Sudarso RT 4 RW 7 Dusun Setran, Desa Bedali, Kecamatan Lawang itu merupakan bengkel produksi.
Di mana mayoritas anggotanya adalah kaum disabilitas, dengan produk yang dihasilkan berupa batik, keset, telur asin, dan sejumlah produk wirausaha lainnya.
Melalui pelatihan Batik Shibori ini, Ken berharap dapat merangkul masyarakat dengan penerapan strategi edukasi yang efektif, serta membangun pemahaman yang lebih baik tentang disabilitas dan inklusi.
“Pelatihan batik ini akan menjadi program keberlanjutan PKK Desa Turirejo. Serta menjadi embrio dalam pelaksanaan strategi edukasi terhadap difabel dan inklusi,” tutup Ken. (Har/MAS)