malangpagi.com
Kabar duka datang dari Belanda. Seniman legendaris Indo-Belanda, Wieteke van Dort, yang akrab dikenal sebagai Tante Lien, meninggal dunia dalam usia 81 tahun.
Wieteke berpulang di rumahnya di Den Haag, dikelilingi oleh keluarga terdekatnya. Kabar ini disampaikan oleh manajemen Wieteke van Dort Production, Selasa (16/07/2024).
Dilansir dari laman resmi wietekevandort.alternateexperience.nl,
Manajemen memberikan pernyataan resmi tentang berpulangnya Tante Lien dalam bahasa belanda.
“Dit nieuws is zeer verdrietig voor ons allemaal. Wieteke was een geweldige kunstenaar en heeft veel mooie herinneringen achtergelaten voor velen. Ze zal enorm gemist worden”.
(“Kabar ini sangat menyedihkan bagi kami semua. Wieteke adalah seorang seniman yang luar biasa dan telah memberikan banyak kenangan indah bagi banyak orang. Ia akan sangat dirindukan,”) ujarnya.
Kepergian Wieteke terjadi hanya seminggu setelah suaminya Theo Moody meninggal dunia. Mereka telah menjalani hidup bersama selama 55 tahun. Pemakaman Wieteke dilaksanakan pada Selasa sore (16/07/2024), waktu Belanda.
Wieteke lahir di Surabaya pada 16 Mei 1943, namun menghabiskan sebagian besar hidupnya di Belanda. Ia dikenal luas melalui perannya sebagai Tante Lien dalam acara “The Late Late Lien Show,” sebuah program yang menampilkan artis-artis Indo-Eurasian serta lagu-lagu dan kenangan tentang kehidupan di Hindia-Belanda. Perannya dalam acara tersebut sangat melekat di hati para penggemarnya.
Salah satu lagu yang paling dikenal dari Wieteke adalah “Geef Mij Maar Nasi Goreng,” yang sangat populer di kalangan komunitas Indo-Belanda. Lagu ini bercerita tentang makanan khas Indonesia yang disukai banyak orang. Dengan lirik yang lucu dan penuh nostalgia, “Nasi Goreng” membawa kehangatan dan kenangan masa lalu bagi mereka yang pernah tinggal atau memiliki hubungan dengan Indonesia.
Selain “Geef Mij Maar Nasi Goreng,” lagu “Hallo Bandoeng” juga menjadi ikon dalam karier Wieteke. Lagu ini terinspirasi dari salam radio legendaris dari masa kolonial, ketika panggilan telepon internasional ke Bandung sering kali diawali dengan “Hallo Bandoeng.” Lagu ini membangkitkan kenangan akan masa lalu dan hubungan antara Belanda dan Indonesia, serta menggambarkan kehidupan dan pengalaman masyarakat Indo-Belanda.
Kepergian Wieteke meninggalkan duka mendalam bagi dunia seni, khususnya komunitas Indo-Belanda. Warisannya akan terus hidup melalui karya-karya seni dan kenangan indah yang telah ia ciptakan selama hidupnya. (Dsy/YD)