KABUPATEN MALANG – malangpagi.com
Selain sebagai tempat pemandian alam, kawasan wisata Wendit juga dikenal dengan populasi kera yang mencapai ratusan ekor. Eksistensi primata berekor panjang (macaca fascicularis) itu membuat para wisatawan yang datang, termasuk sejumlah komunitas, beberapa kali mengadakan aksi memberi makanan kepada kera-kera tersebut.
Salah satu komunitas yang rutin melakukan kegiatan memberi makanan kepada kera Wendit tersebut adalah Singo Klojen. Pada Kamis (8/9/2022), komunitas ini membagikan makanan berupa biji-bijian, sayuran, dan buah-buahan.
Menurut pendiri Singo Klojen, Koesno Witandjojo, ketertarikan komunitasnya mengunjungi Wendit berawal saat mendengar informasi adanya kera yang mati tersengat listrik. Dirinya juga merasa terusik kala mengetahui bahwa kera-kera tersebut juga berkeliaran ke rumah-rumah penduduk untuk mencari makanan.
“Melihat kondisi di lapangan, kami pun tergerak untuk membantu memberi makanan kepada kera-kera penghuni Wendit. Bahkan kegiatan ini turut mendapat dukungan dari para pedagang buah di Pasar Blimbing. Setiap harinya mereka menyediakan buah yang tidak layak jual tapi masih dapat dimakan. Pengumpulan buah dikoordinasi oleh Bu Marlinda, pemilik toko peralatan sekolah di samping Pasar Blimbing,” terang Koesno kepada Malang Pagi.
Koesno berharap kera-kera penghuni Wendit tidak lagi kelaparan dan mendapatkan makanan yang layak. Memang tak jarang para kera kedapatan memakan sampah, seperti styrofoam, plastik, kertas, daun kering, dan bungkus makanan.
“Pemberian makanan kepada kera-kera Wendit kami lakukan setiap hari secara bergantian. Saat ini, terdapat kurang lebih 400 ekor kera di wisata Wendit ini, yang terbagi menjadi empat kelompok. Setiap kelompok ada rajanya masing-masing. Jadi ketika akan memberikan makanan, juru kunci memberi membunyikan lonceng sebagai tanda,” ungkapnya.
Komunitas Singo Klojen juga berharap pemerintah melalui dinas terkait lebih peduli terhadap kelangsungan ekosistem di Wendit. Terutama membenahi fasilitas-fasilitas yang ada. Hal ini, menurut Koesno, tentunya juga akan meningkatkan daya tarik wisatawan, serta meningkatkan ekonomi para pedagang yang berjualan di sekitar wisata Wendit.
“Intinya ada saling keterkaitan satu sama lainnya, antara pengunjung dengan pelaku bisnis di sana. Selain itu, cagar budayanya pun harus tetap terjaga. Karena akan menjadi jejak sejarah yang dapat dilihat anak cucu kita kelak,” tutup Koesno. (DK99/MAS)