KOTA MALANG – malangpagi.com
Sanggar Seni Topeng Malang Asmorobangun, yang terletak di Jalan Prajurit Slamet, Kedungmonggo, Karangpandan, Kecamatan Pakisaji, Kabupaten Malang, Minggu (27/6/2021), mendapat kunjungan dari Sanggar Tari Denendar dalam rangka studi banding dan latihan bersama.
Kegiatan diawali dengan napak tilas sejarah Tari Topeng Malangan, sekaligus mengunjungi makam Mbah Karimun, Maestro Topeng Malangan yang pada 2007 silam dinobatkan sebagai satu dari 27 maestro seni tradisi di Indonesia. Acara kemudian dilanjutkan latihan bersama, dan diakhiri dengan mengunjungi tempat pembuatan topeng.
Ketua Umum Padepokan Asmorobangun, Suroso menyampaikan, kunjungan Sanggar Denendar yang bermarkas di Lawang dalam rangka mendatangi sumber Tari Topeng Malangan. Di mana Padepokan Asmorobangun merupakan pusat kesenian topeng Mbah Karimun yang sudah berkembang di mana-mana.
“Mereka (Sanggar Denendar –red) ngangsu kaweruh (mengonsumsi pengetahuan), sinau (belajar), dan latihan bareng. Utuk melestarikan budaya mereka juga mengunjungi sumbernya langsung. Dalam artian, mengunjungi tempat yang menjadi sentra atau awal karya topeng,” tuturnya.
Pria yang akrab dipanggil Ki Suroso itu menuturkan, dibutuhkan pula untuk menelusuri minat anak-anak. Salah satunya dengan mengadakan napak tilas, untuk mengetahui sejarah topeng hingga menjadi karya luar biasa.
“Karena dulu Kabupaten Malang adalah ikonnya topeng. Kepenginnya, akan kami kembalikan lagi (ikon tersebut) ke topeng. Kesenian, khususnya topeng, dapat diajarkan ke pelosok-pelosok. Kebetulan kami sudah memiliki 7 Korwil (Koordinator Wilayah) yang telah disepakati,” terangnya.
“Selain itu, kamu juga berupaya menghidupkan sentra-sentra topeng sebagai pusat latihan dan sebagainya,” ungkap pria yang juga Ketua Dewan Kesenian Malang,Kabupaten Malang.
Malang Pagi juga berkesempatan menyaksikan kepiawaian Ki Suroso dalam memberikan materi gerakan tari, baik gerakan tangan maupun kaki, serta hitungan ketukan tempo dalam menari. Meski di usia yang tak lagi muda, Ki Suroso tampak sangat luwes dalam memberikan contoh tarian.
“Padepokan Asmorobangun menaungi kurang lebih 100 orang. Setiap minggunya ada kegiatan latihan tari, karawitan, dan pelatihan pembuatan topeng. Meskipun situasi saat ini kurang mendukung, namun dengan tetap mematuhi protokol kesehatan, kami akan terus berupaya agar kegiatan kesenian tidak berhenti,” tutupnya. (DK99/MAS)