
KOTA MALANG – malangpagi.com
Guna meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) Batik, Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri dari Kementerian Perindustrian menyelenggarakan uji kompetensi batik.
Kegiatan tersebut bertempat di Posko Relawan Aksi Peduli Covid-19, Jalan Brigjen Slamet Riyadi No. 86-88, Kelurahan Oro-oro Dowo, Kecamatan Klojen, Kota Malang pada Rabu (9/9/2020).
Ketua Panitia, Yuharsita menyampaikan bahwa kegiatan ini sebagai ajang uji kompetensi para pekerja batik. Serta untuk mendata jumlah profesi pembatik di wilayah Malang Raya.
“Kegiatan ini melibatkan Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Malang. Serta dihadiri masyarakat, yang mayoritas adalah ibu-ibu di Malang Raya. Anggaran berasal dari program pemerintah dan Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP),” jelas Yuharsita.
“Kami kurang mengetahui detail terkait nominal anggaran yang digunakan, karena semua diatur oleh pusat (Jakarta). Materi yang disampaikan pun sesuai SKKNI (Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia),” ungkapnya.
Yuharsita menambahkan, uji kompetensi ini gratis, tidak dipungut biaya. Kuota untuk wilayah Kota Malang dibatasi sebanyak 50 peserta.

Kegiatan digelar dengan protokol Covid-19. Oleh karena itu, dari keseluruhan jumlah peserta uji kompetensi dibagi menjadi dua tahapan. Tahap pertama pukul 08.00-12.00 WIB, dan tahap kedua pukul 13.00-15.00 WIB.
“Hasil uji kompetensi diumumkan saat itu juga. Dari ujian ini, akan diketahui mana yang benar-bernat perprofesi sebagai pembatik, dan mana yang bukan,” terangnya.
Dengan adanya uji kompetensi ini, Yuharsita berharap akan tumbuh pembatik yang kompeten dan mandiri. Sedangkan untuk yang bekerja di industri lain, maka akan memiliki nilai tambah.
Di kesempatan yang sama, Wakil Walikota Malang, Ir. Sofyan Edi Jarwoko turut melihat langsung kegiatan uji kompetensi ini. Ia mengapresiasi antusiasme warga Malang Raya yang mengikuti rangkaian kegiatan di hari itu.
“Dengan mengikuti uji kompetensi, kami berharap para pembatik dapat distandarisasi sesuai level yang dimiliki. Sehingga pada akhirnya produk kain batik dari Kota Malang semakin berkualitas, dan mampu bersaing di pasaran,” pungkas pria yang akrab dipanggil Bung Edi ini.
Penulis : Doni Kurniawan
Editor : MA Setiawan