KOTA BATU – malangpagi.com
Bagi sebagian orang, beternak kelinci merupakan kesenangan dan hobi. Tapi perlu diketahui, memelihara hewan jenis ini dibutuhkan ketelatenan dan kesabaran ekstra.
Menurut Eko Sabdianto, seorang breeder kelinci spesialis Holland Lop, bagi pemula amat disarankan memilih kelinci jenis lokal. Karena lebih mudah dalam hal perawatan daripada langsung memelihara kelinci jenis Holland Lop.
“Beternak kelinci Holland Lop memanglah sangat menguntungkan. Akan tetapi juga membutuhkan kesabaran ekstra. Karena kelinci jenis ini mudah stres dan rentan mati,” ujar Founder KWB Rabbitry Indonesia, yang berlokasi di Jalan Kelud Gang Punden RT 2 RW 11, Kelurahan Sisir, Kecamatan Batu, Kota Batu itu, Jumat (4/6/2021).
Lebih lanjut, pria yang akrab disapa Dian itu menjelaskan, kelinci jenis Holland lop biasanya baru bisa di pasarkan setelah menginjak usia 2,5 bulan. Pastikan kelinci sudah disapih dan tidak menyusu ke induknya lagi.
“Kita belum bisa menikmati hasilnya hingga beternak selama 4 bulan, bahkan setengah tahun. Karena rata-rata kelinci baru bisa dipanen saat berusia 2,5 bulan, khususnya untuk kelinci jenis Holland Lop,” jelas pria menekuni bisnis kelinci sejak 4 tahun lalu itu.
Dian pun memberikan kiat-kiat khusus, agar kelinci terutama jenis Holland Lop yang dipelihara tidak cepat mati.
“Yang pertama adalah pakan. Kelinci Holland Lop tidak boleh sembarangan diberi pakan seperti kelinci jenis lain. Saya sarankan untuk pakan harus 80 persen rumput kering jenis Timothy Hay. Sisanya pelet khusus kelinci. Sebab, pencernaan kelinci tergolong sensitif. Jika sembarangan dalam memberi makan, maka kelinci akan mencret dan kembung yang berujung pada kematian,” ungkap Dian.
“Yang kedua adalah kebersihan kandang. Sirkulasi udara dan kebersihan kandang harus tetap terjaga dan selalu bersih, kering, serta tidak lembap. Agar kelinci jenis Holland Lop yang kita pelihara tetap terjaga kesehatannya,” ujarnya.
Selain itu, selalu sediakanlah air minum yang bersih dan tidak terkontaminasi dengan apapun. “Ingat, kelinci juga butuh minum. Jika ada peternak yang mengatakan kelinci tidak butuh minum, itu adalah pendapat yang salah,” tegas Dian.
Pasarkan kelinci lewat media sosial
Selama ini Dian mengaku memasarkan kelincinya bisa melalui media sosial, seperti Facebook, WhatsApp, atau Instagram.
“Pemasarannya bisa melalui media sosial. Di medsos juga banyak sekali grup maupun komunitas kelinci se-Indonesia. Kita cukup mengunggah foto kelinci dan meninggalkan nomor WhatsApp yang bisa dihubungi,” tutur pria berambut gondrong tersebut.
Saat disinggung mengenai pendapatan setiap bulannya dari hasil penjualan kelinci di situasi pandemi, Dian mengaku penjualan tergolong stabil.
“Walaupun masih pandemi seperti saat ini, penjualan masih stabil. Bahkan relatif tak berpengaruh. Karena pembeli rata-rata dari luar kota dan juga dari luar pulau,” tuturnya.
“Untuk pendapatan, kurang lebih dalam sebulan ada 4 sampai 5 ekor kelinci yang dibeli. Harga perekornya Rp1,5 juta hingga Rp2,5 juta, tergantung kualitasnya,” papar Dian.
Beternak kelinci, masih kata Dian, bukan sesuatu yang dianggap remeh. Namun merupakan peluang bisnis yang sangat menjanjikan jika serius menekuninya.
Saat ini Dian tengah mengembangkan kandang di Desa Tlekung, Jalan Daip No. 11, Kecamatan Junrejo, Kota Batu. “Anda bisa melihat berbagai macam kelinci Holland Lop saya di sana. Banyak variannya dari yang masih berusia 2 bulan sampai 2 tahun,” pungkasnya.
Bagi para pehobi kelinci, khususnya jenis Holland Lop, bisa menghubungi Dian di nomor WhatsApp 085725516612, atau kunjungi Facebook: Kwb Rabbitry dan Instagram: kwbrabbitry.
Reporter : Dodik
Editor : MA Setiawan