
KOTA MALANG – malangpagi.com
Tujuh tuntutan Aremania disampaikan saat acara doa bersama dan aksi seribu lilin yang digelar di depan depan Balaikota Malang, Rabu malam (5/10/2022).
Salah satu perwakilan Aremania, Sam Ambon Fanda, membeberkan poin-poin yang menjadi kesepakatan. “Pertama, usut tuntas perbedaan jumlah korban. Menurut kepolisian 127 orang, sedangkan di lapangan mencapai lebih dari 200 korban jiwa. Itu harus diusut tuntas!,” serunya. “Kedua, siapa yang bertanggungjawab atas penerapan regulasi keamanan pertandingan? Itu harus dijelaskan,” lanjut Sam Ambon.
Lebih lanjut, Aremania Klojen itu meninta kejelasan terkait jenis gas air mata yang digunakan aparat dalam tragedi Kanjuruhan. “Siapa dan berapa orang yang menembak? Dari kesatuan mana, dan siapa yang memerintahkan para penembak gas air mata itu hingga timbul korban Keempat, berapa kapasitas stadion dan jumlah tiket terjual? Itu juga harus jelas dan perlu diungkap,” katanya lagi.
Sam Ambon juga meminta Standar Operasional Prosedur untuk dijabarkan. “Kelima, dalam SOP yang diberlakukan, berapa menit pintu stadion harus dibuka?,” ucapnya.
“Keenam, kami mendesak kesaksian pemain Arema FC ataupun Persebaya. Apakah ada pemukulan atau hanya dirangkul saja oleh suporter yang turun ke lapangan. Ini harus diungkapkan secara gamblang,” pintanya lagi.

Terakhir, pihaknya menyayangkan mengapa rekomendasi yang diajukan pihak kepolisian kepada PT Liga Indonesia Baru (LIB) tidak diindahkan. “Intelijen yang sudah memberikan rekomendasi pertandingan dimajukan ke sore hari tapi tidak dijalankan. Rekomendasi permintaan maju untuk jam pertandingan sore hari ditolak PT LIB. Ini harus diusut!,” serunya.
“Kita tahu, PT LIB tidak memberikan izin karena rating penonton. Akibatnya saudara-saudara kita, teman-temannya kita semuanya yang menjadi korban,” ucapnya geram.
Dirinya meminta Aremania tidak salah fokus. “Jangan kemarahan kalian ditumpahkan pada pihak aparat saja. Mulai panpel, PT LIB, PSSI, harus diadili. Semuanya tidak hanya dicopot, tapi harus diadili,” seru Sam Ambon lantang. “Ini negara hukum. Jadi jangan sampai salah fokus dengan kasus-kasus yang lain,” imbuhnya.
Dalam gelaran doa bersama tersebut, ribuan orang kompak mengenakan pakaian hitam tanpa atribut apapun. Tabur bunga dan penyalaan seribu lilin dilakukan sebagai solidaritas atas hilang 131 nyata, dalam tragedi yang terjadi usai laga sepakbola antara Arema FC melawan Persebaya di Stadion Kanjuruhan Kabupaten Malang, Sabtu (1/10/2022).
Presiden Arema FC Gilang Widya Pramana bersama Manager Arema FC Ali Rifki yang turut hadir terlihat tak kuasa membendung air mata, saat prosesi doa bersama dan tabur bunga dilakukan. (Har/MAS)