KOTA BATU – malangpagi.com
Ratusan warga Dusun Beru, Desa Bumiaji, Kota Batu yang menggelar aksi unjuk rasa di depan Gedung Dewan, guna mendesak segera dilakukan penanganan banjir di wilayah mereka, akhirnya diterima oleh DPRD Kota Batu, Jumat (22/12/2023).
Diungkapkan oleh Ketua DPRD Kota Batu, Asmadi, sejumlah kesepakatan muncul dalam pertemuan tersebut, dan diharapkan dapat diimplementasikan untuk mengatasi permasalahan banjir di Dusun Beru. “Kami mengajak Pemerintah Kota Batu untuk mengalokasikan dana sebesar Rp3 miliar melalui Belanja Tidak Terduga (BTT) untuk penanganan banjir,” ucapnya dalam sesi hearing.
Asmadi menekankan, Pemkot Batu harus bersikap cepat, mengingat psikologis warga yang hidup dalam ketakutan akan banjir saat musim hujan. “Keterlibatan dana BTT diharapkan dapat merespons kebutuhan mendesak ini,” terang Asmadi.
Di sisi lain, dirinya menilai aksi demonstrasi yang dilakukan oleh warga Dusun Beru adalah sebuah kewajaran. terutama dengan ketidakpastian yang mereka rasakan selama bertahun-tahun. “Aksi tersebut merupakan ekspresi keluhan masyarakat yang tulus, dan bukan memiliki kepentingan tertentu. Kami menerima aksi ini dengan baik, karena masyarakat telah berkomunikasi secara baik, dan mari bersinergi untuk menyelesaikan masalah ini,” terangnya.
Sementara itu, Wakil Ketua I DPRD Kota Batu, Nurrochman menyebut bahwa dua rekomendasi telah ditawarkan. Yang pertama adalah mengidentifikasi penyebab banjir. Karena tindakan pasca banjir yang akan diambil oleh pemerintah bergantung pada pemahaman akan penyebabnya.
Kedua, menyangkut penanganan pasca banjir di Kali Paron, diperlukan tindakan konkret seperti pembangunan tanggul dan dam. “Anggaran sekitar Rp3,3 milyar yang diajukan oleh masyarakat melalui Kepala Desa Bumiaji perlu menjadi komitmen Pemerintah Kota Batu, untuk sungguh-sungguh dalam mengidentifikasi akar penyebab banjir,” terang Nurrochman.
Sedangkan Wakil Ketua II DPRD Kota Batu, Hely Susanto, mengatakan bahwa menjaga kelestarian alam menjadi sangat krusial dalam mengurangi risiko banjir. Menurutnya, seluruh warga harus hidup berdampingan dengan alam. “Di Kota Batu, terdapat beberapa pihak yang terlibat dalam pengelolaan hutan. Seperti Tahura, Perhutani, dan kelompok tani hutan. Melibatkan mereka dalam menjaga kelestarian alam menjadi langkah penting untuk mengatasi permasalahan banjir yang berulang,” pungkas. (MK/MAS)