
KOTA MALANG – malangpagi.com
Pemerintah Kota Malang melalui Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Malang terus berbenah. Setelah revitalisasi Alun-Alun Tugu Kota Malang. Saat ini DLH Kota Malang bakal melakukan pergeseran Monumen Tentara Genie Pelajar (TGP) yang berada di persimpangan Jalan Semeru dan Jalan Tangkuban Perahu tepatnya berada di depan pintu ekonomi sebelah timur dari Stadion Gajayana Kota Malang.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Malang Noer Rahman Wijaya tidak menampik bahwa saat ini Pemerintah Kota Malang melalui DLH getol-getolnya menyusun kegiatan-kegiatan khususnya terkait dengan beberapa rencana pembangunan.
“Kegiatan-kegiatan khususnya terkait dengan beberapa rencana pembangunan. Salah satunya pergeseran Monumen TGP yang merupakan salah satu bentuk penyelarasan dari rencana yang sudah ada yaitu yang dinamakan Malang Satu Arah,” jelas Noer Rahman Wijaya, Selasa (04/07/2023).
Menurutnya, hal inilah yang melatarbelakangi rencana pergeseran Monumen Tugu atau disebut Taman Peluru. “Pergeseran ini juga salah satu rekomendasi dari Forum Lalu Lintas Kota Malang lantaran posisi dari Monumen TGP ini sedikit menjorok ke arah Jalan Tangkuban Perahu sehingga kendaraan yang lewat dari arah timur ke arah barat yang menuju Jalan Ijen maupun yang akan putar baik mengalami kesulitan,” beber Noer Rahman.
Dirinya menegaskan, bahwa pergeseran Monumen TGP ini secara garis besar tidak mengubah bentuknya. “Namun, posisinya kami geser sedikit ke barat kurang lebih 5 meter untuk memperlancar arus lintas yang utamanya dari arah Timur Stadion. Monumen ini merupakan ikon dan tematik yang ada di Kota Malang. Memiliki nilai sejarah, sehingga kami tekankan bahwa kami tidak akan mengubah bentuknya,” tegasnya.
Dikatakannya, sebagai satu rangkaian dari pemindahan Monumen TGP akan dilakukan revitalisasi di Monumen PKK dan rekonstruksi Taman Adipura.
“Ini memang perlu adanya sinkronisasi kegiatan mengingat proses pembangunan hampir bersamaan. Keselarasan daripada TGP ini akan kami perbaiki kembali kemudian ada pembangunan median atau separator jalan dari barat sampai depannya Jalan Sumbing. Untuk pengerjaan Monumen TGP direncanakan selama 90 hari kerja atau sekitar 3 bulanan dengan nilai anggaran di kisaran 559 juta,” papar Rahman.
Dikemukakannya, untuk pembangunan Monumen TGP ini pihaknya telah melakukan koordinasi bersama Perangkat Daerah seperti Dinas Perhubungan dan juga Satlantas Polresta Malang Kota serta pemerhati budaya.
“Dalam pelaksanaan nantinya, penekanannya tidak menggangu hak para pengguna jalan. Jadi, harus betul-betul menghormati pengguna jalan baik saat proses droping material maupun proses pembangunan,” jelas Rahman.
Dirinya menambahkan semua kegiatan yang dilakukan oleh DLH mulai dari awal revitalisasi Alun-Alun Tugu hingga pemindahan Monumen TGP termasuk di dalam monitoring center dengan perfection dari KPK.
“Semua harga untuk penyusunan maupun penentuan HPS (Harga Perkiraan Standard) nya di review oleh aparat pengawasan dari Pemerintah melalui Inspektorat. Dan semua kegiatan dari DLH ini secara pengawasan masuk di dalam proyek strategis yang memang diawasi bersama dengan teman-teman dari Kejaksaan Negeri Malang. Berangkat dari itu, maka penyusunannya baik itu perencanaan maupun pembangunannya sudah tertata,” jelasnya.
Dalam pergeseran Monumen TGP ini, DLH akan tetap mengembalikan nilai-nilai sejarah yang ada di dalamnya termasuk juga secara garis besar pergeseran Monumen TGP tidak akan merubah bentuk bangunannya dengan mempertahankan fungsi-fungsinya. Tentunya secara arsitektur dengan mempertahankan elemen-elemen lainnya yang menjadikan Monumen ini sebagai ikon.
“Harapannya ke depan tentunya sebagai salah satu destinasi wisata yang dapat digunakan untuk berswa foto dan memberikan dampak secara ekonomi bagi masyarakat sekitarnya. Terpenting adalah dapat memperlancar lalu lintas pengguna jalan di Kota Malang,” pungkas Noer Rahman. (Har/YD)