
KOTA MALANG – Malang pagi.com
Ketua Pengurus Cabang Muslimat Nadhlatul Ulama (NU) Kota Malang, Mutammimah Hasyim Muzadi, melantik puluhan pengurus Pimpinan Cabang Muslimat NU Kota Malang, masa khidmat 2022 hingga 2027. Momentum tersebut bertepatan dengan Hari Lahir ke-76 Muslimat NU yang digelar di Hall KH Abdurrahman Wahid Gedung Pascasarjana Universitas Islam Malang (Unisma), Minggu (29/5/2022).
Mutammimah Hasyim Muzadi menegaskan bahwa pengurus baru harus bekerja keras dari segi manapun. “Ikrar kami untuk menjadi peringatan dan cambuk. Semua program adalah prioritas. Baik ekonomi, sosial, kesehatan, ekonomi, pendidikan, maupun dakwah,” tegasnya
Usai pelantikan, pihaknya bakal tancap gas melaksanakan program-program, sebagai bentuk pengabdian terhadap umat dan masyarakat. Termasuk berbagai MoU (Memorandum of Understanding) yang akan segera dilaksanakan guna mensukseskan Kota Malang sebagai Kota Bermartabat.
“Warna dari Malang sangat mempengaruhi. Peran perempuan sangat diperlukan dan akan dimulai setelah pelantikan. Kita akan bekerja keras, cerdas, dan cepat. Dengan arahan dari Walikota, agar dapat sesuai dengan program-program yang dicanangkan oleh Pemerintah Daerah,” terang istri mendiang KH Hasyim Muzadi tersebut.

Apresiasi datang dari Walikota Malang, Sutiaji, yang memberikan arahan agar di dalam organisasi itu harus memiliki keyakinan atau idealisme. “Jangan merasa hebat dan senantiasa ngangsu kawruh. Jika ini dilakukan, tidak hanya seragamnya, tapi gerakannya juga luar biasa,” pesan pemilik kursi N1 tersebut.
Selain itu, pihaknya juga menyarankan agar Muslimat NU Kota Malang bersinergi dengan Pemkot, dalam upaya peningkatan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM), utamanya dalam kegiatan makan minum.
“Apalagi menggunakan sistem Jatim Bejo [Jawa Timur Belanja Online], sehingga dapat terpantau jelas. Sistem ini mengerahkan peranan pelaku UMKM. Jika Organisasi Perangkat Daerah (OPD) tidak menggunakan UMKM, maka anggaran tidak kami cairkan,” papar Sutiaji.
Lebih lanjut dirinya berpesan, organisasi NU dan Muslimat harus memiliki akhlakul karimah dengan cara turun ke bawah. “Jadi turba apa artinya PAC jika ranting tidak berdaya. Kita kuatkan gerakan kita. Mudah-mudahan NU tetap jaya dan semangat,” tandas pejabat asal Lamongan itu.

Turut hadir dalam perhelatan tersebut Gubernur Jawa Timur, sekaligus Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muslimat NU, Khofifah Indar Parawansa. Dirinya menyampaikan bahwa Jawa Timur telah mengukir prestasi dari skala nasional hingga internasional, dalam bidang pelayanan masyarakat hingga pendidikan. “Ini semua tidak terlepas dari sinergi berbagai elemen, termasuk Muslimat NU, tempat mencetak perempuan berdaya,” ujarnya.
Perempuan yang tercatat sebagai satu dari enam orang paling berpengaruh versi majalah Her World itu membeberkan, capaian yang diraih merupakan bentuk nyata peran perempuan NU yang memiliki potensi dalam bidangnya masing-masing.
“Adanya suara tidak percaya bahwa perempuan tidak dapat memimpin atau tidak berdaya itu wajar. Maka, tugas kita adalah membuktikan bahwa perempuan dapat menjalankan amanah dan mandat dengan baik,” tegas Khofifah.
Dalam kesempatan yang bertepatan dengan diperingatinya Hari Lansia yang jatuh pada 29 Mei, Gubernur juga memberikan apresiasi kepada 15 perempuan anggota Muslimat NU atas dedikasinya, meskipun usianya tak lagi muda. “Saya menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya atas khidmatnya yang tidak mengenal lelah untuk organisasi. Terimakasih,” pungkasnya. (Har/MAS)