SAMPANG ,Malangpagi.com – Wakil Bupati Sampang H. Abdullah Hidayat marah besar saat melakukan inspeksi mendadak menindaklanjuti laporan masyarakat terkait dengan pelayanan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr. Mohammad Zyn, Jum’at (15/05/2020).
Saat melakukan sidak, Wabup Sampang menemukan pasien yang mengaku tak terlayani dengan baik karena terbengkalai selama beberapa jam lamanya.
“Pasien atas nama Edi sempat periksa di RS Nindhita, kemudian dirujuk oleh mereka ke Pamekasan tapi ditolak karena diberi keterangan PDP, akhirnya paginya masuk ke RS Sampang,” terangnya.
Karena tidak terlayani dengan cepat akhirnya keluarga pasien melapor dan terdengar oleh orang nomor dua di Kabupaten Sampang, yang kemudian direspon dengan melakukan inspeksi ke Rumah Sakit dr. Mohammad Zyn.
Pihaknya, dalam kasus tersebut ada dua catatan yang perlu untuk dievaluasi, pertama perihal oknum dokter yang tidak merujuk pasien kepada Rumah Sakit Sampang menandakan tak percaya pada Rumah Sakit Daerah tempat dia bekerja.
Kemudian yang kedua, pelayanan lamban yang dilakukan Rumah Sakit dr. Mohammad Zyn karena membiarkan pasien selama beberapa jam dengan tindakan medis yang hanya dilakukan di awal saja.
“Pemerintah Daerah berusaha hadir untuk masyarakat, hal ini harus diiringi juga dengan kinerja dari para unsur dibawahnya termasuk Rumah Sakit dan para dokternya, jangan sampai ada pasien yang merasa ditelantarkan atau tidak terlayani dengan baik,” tegasnya.
Karena kejadian itu, pihaknya akan mengevaluasi terkait keberadaan oknum dokter yang perlu diberikan pembinaan lebih lanjut serta proses pelayanan di RS. dr. Mohammad Zyn yang harus lebih ditingkatkan.
Leha yang merupakan salah satu keluarga pasien menjelaskan, kronologis kejadian tersebut berawal ketika dirinya membawanya ke Rumah Sakit Nindhita Sampang, Kamis malam (14/05/2020).
Selang beberapa jam diperiksa disana kemudian pihak Rumah Sakit Nindhita melalui dr. Aini mendiagnosa bahwa pasien memiliki penyakit yang arahnya ke Covid-19.
Setelah itu, kemudian pasien dirujuk oleh Rumah Sakit Nindhita ke Rumah Sakit Umum Daerah Pamekasan pada malam itu juga karena mereka mengaku jika dirujuk di Rumah Sakit Sampang alatnya belum lengkap.
Namun ketika sampai di RS Pamekasan belum sempat diperiksa perawat disana ketika membaca surat rujukannya menyampaikan jika pasien tersebut kategori Dalam Pengawasan atau PDP.
“Ketika kami sampai di Pamekasan malah dibuat histeris oleh Perawat disana karena menolak untuk menangani kami dengan alasan Surat Rujukan dari Rumah Sakit Nindhita ada status jika pasien merupakan kategori PDP,” paparnya.
Kemudian pihaknya kembali lagi ke Sampang dan pada pagi harinya Jum’at sekitar pukul 05.30 WIB dibawa ke Rumah Sakit dr. Mohammad Zyn Sampang untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut karena telah ditolak di Pamekasan.
Keluarga pasien bercerita jika selama beberapa jam itu yang bersangkutan hanya dilakukan pemeriksaan awal saja selebihnya tidak ada penanganan lebih lanjut hingga pukul 09.30 WIB atau kurang lebih 4 jam.
“Kita sangat menyayangkan juga ketika di IGD mendapatkan pelayanan lamban, jika memang ada indikasi ke arah Covid-19 kenapa ketika sampai tidak dilakukan rapid tes kok masih menunggu lama,” tukasnya.
Bahkan saat Wabup Sampang pulang dari RS dr. Mohammad Zyn kemudian hasil rapid tesnya baru keluar dengan menunjukkan ada reaktif.
Sementara itu, Direktur RS dr. Mohammad Zyn Titin Hamidah ketika dikonfirmasi menyampaikan jika alat medis disana telah lengkap sehingga apa yang disampaikan oleh dr. Aini kepada keluarga pasien ketika merujuk ke Pamekasan itu terbantahkan.
“Alat medis disini lengkap yaa, untuk Dokter pun kami rasa juga cukup, apa yang menjadi temuan Bapak Wabup akan kita evaluasi kedepan,” pungkasnya.
Reporter: Widodo
Editor: Tim Redaksi