KABUPATEN MALANG – malangpagi.com
Pembukaan Festival Kampung Cempluk ke-12 ditandai dengan digelarnya pawai budaya, yang menampilkan berbagai atraksi khas nusantara, mulai tarian, tradisi dan budaya, pakaian adat, hingga beragam hiburan.
Salah satu peserta pawai dari RT 06 RW 01 Panorama Indah Dieng mengusung tema ‘Mencintai Budaya Jawa, Menguatkan Islam Nusantara’, dengan menampilkan kendaraan hias berupa replika Masjid Demak, sebagai ikon masjid khas Jawa, yang dianggap cocok sebagai gambaran Islam Nusantara. Di antara peserta tampak berpenampilan seperti orang lanjut usia dengan mengenakan pakaian khas Jawa.
“Tujuan kami berbusana Jawa dengan karakter tua, adalah mengajak penonton untuk sadar, jangan meninggalkan budaya Jawa walau usia sudah menua,” ungkap Ketua RT 06 RW 01 Panorama Indah Dieng. Muhammad Zainy alias Leo Tani Maju kepada Malang Pagi, Minggu (18/9/2022).
Pria yang dikenal sebagai personel grup band Tani Maju itu menuturkan, pihaknya sengaja ingin menguatkan karakter Islam Nusantara, yang menurutnya dekat dengan kearifan lokal dan kekhasan masyarakat di Indonesia.
“Melalui Festival Kampung Cempluk ke-12 ini, kami menyampaikan pesan agar masyarakat sadar, bahwa budaya lokal lebih menarik di tengah derasnya hiburan yang mudah dinikmati dari berbagai media sosial, seperti Tiktok dan sebagainya,” ujar Leo.
Dalam pawai ini, pihaknya juga menyuarakan kritik kepada Pemerintah Desa dan Kabupaten, untuk lebih memperhatikan keluhan dan kebutuhan warga. Terutama terkait jalan desa yang rusak akibat dampak ambrolnya jembatan Lembah Dieng. “Sampai hari ini jalan semakin rusak, dan belum adanya perhatian maupun solusi perbaikan,” keluhnya.
Pesan tersebut Ia lontarkan saat rombongan pawai melintas di panggung utama, yang dihadiri para pejabat mulai dari Lurah, Camat, hingga Wakil Bupati. “Semoga lewat pesan tersebut jalan masuk ke Desa Kalisongo diperbaiki, sebelum jembatan desa juga ikut ambrol dengan banyaknya kendaraan yang melintas,” harap Leo.
Sementara itu, Ketua Karang Taruna Kampung Cempluk, Hanafi mengapresiasi tema yang ditampilkan peserta pawai budaya Festival Kampung Cempluk ke-12. “Melalui gelaran pawai budaya ini, kami ingin memberikan spirit bahwa kampung harus mempertahankan kearifan lokalnya,” ucapnya.
Untuk menguatkan kearifan lokal tersebut, Festival Kampung Cempluk ke-12 akan diselenggarakan selama tujuh hari, 18–24 September. “Kegiatan yang akan digelar antara lain Cempluk Bergerak, Cempluk Bernyanyi, dan Cempluk Bersuara yang diaplikasikan melalui tari, nyanyian, fashion show, dan puisi,” beber Hanafi. (Har/MAS)