KOTA MALANG – malangpagi.com
Sebanyak 36 pemuda seni Kota Malang memeriahkan Festival Jaranan yang diselenggarakan Dinas Kepemudaan, Olahraga, dan Pariwisata (Disporapar) Kota Malang. Perhelatan seni budaya ini diadakan di Taman Krida Budaya Jawa Timur, Jalan Soekarno Hatta No. 7 Kota Malang, Minggu (7/5/2023).
Kepala Disporapar Kota Malang Baihaqi menyampaikan, Festival Jaranan ini diikuti oleh 36 pemuda berusia 16 hingga 30 tahun, yang tergabung dalam komunitas jaranan di Kota Malang. “Kegiatan ini terselenggara dalam rangka untuk melestarikan seni jaranan di Kota Malang. Selain itu juga sebagai wadah bagi para pecinta seni tradisional, dan sebagai upaya menyeimbangkan antara warisan budaya dan gempuran teknologi yang terus berkembang,” bebernya.
Sebagai bentuk apresiasi, pihaknya memberikan uang saku sebesar satu juta rupiah kepada masing-masing paguyuban. “Dalam acara ini juga dilakukan penilaian. Namun dalam rangka festival. Jadi tidak ada pemenang. Bagi penampilan terbaik akan diikutsertakan dalam Festival tingkat Provinsi Jawa Timur,” ungkap Baihaqi.
Sambutan positif datang dari Walikota Malang, Sutiaji. “Kami berikan apresiasi kepada Disporapar yang telah menyelenggarakan Festival Jaranan ini, dalam rangka merawat bingkai budaya dan merawat kesenian,” tutur orang nomor satu di Kota Malang itu.
Menurutnya, Tari Jaran Kepang merupakan etimologi yang diaplikasikan dengan berkreasi, berinovasi, dan beraksi dalam menapaki kehidupan. “Gelaran Jaranan ini jangan dilihat dari sisi negatifnya. Jika ada yang kalap, itu adalah bagian dari seni. Ayo kita bersama-sama menjadi anak bangsa yang bangga terhadap akar budaya bangsa,” ajak Sutiaji.
Lebih lanjut pihaknya menegaskan, Festival Jaranan merupakan sarana untuk mengenalkan Kota Malang sebagai salah satu destinasi pariwisata di Jawa Timur. Untuk itu, Sutiaji menegaskan akan berupaya memfasilitasi, merawat, dan melestarikan seni tradisional jaranan ini.
Salah satu upaya pelestarian yaitu dengan mengagendakan kegiatan para pelaku seni secara terjadwal. “Bisa jadi diagendakan kegiatan rutin seminggu sekali di Kayutangan. Kami serahkan kepada komunitas untuk mendesainnya,” terang pemilik kursi N1 tersebut.
Dalam kesempatan ini, Sutiaji juga menyebut Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2007 tentang Pemajuan Kebudayaan, yang menyiratkan bahwa perkembangan daerah harus bersumber dari kebudayaan daerah. “Ingat Trisakti-nya Bung Karno. Beliau menyampaikan bahwa bangsa yang besar dan akan maju, jika orang-orang telah memiliki kebanggaan terhadap budayanya,” tegasnya.
Acara ini turut dihadiri Ketua Tim Penggerak PKK Kota Malang Widayati Sutiaji, Plh Sekretaris Daerah Kota Malang Mulyono, perwakilan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jawa Timur, serta para pecinta kesenian tradisional jaranan dari padepokan se-Kota Malang. (Har/MAS)