KOTA MALANG, Malangpagi.com
Peluang-peluang baru selalu ada ditengah sulitnya ekonomi di masa pandemi Covid-19. Kita dituntut untuk bertahan dan jadi pemenang ditengah situasi saat ini. Rasa peduli untuk berinovasi, berkreasi yang kreatif harus dilakukan.
Kali ini, DKM (Dewan Kesenian Malang), telah mengadakan workshop potong botol kaca dan grandim, bertempat di markas DKM, Jalan Majapahit no.3 Kota Malang, Minggu 02 Agustus 2020.
Syamsul Subakri menyampaikan, workshop kali ini bertajuk memanfaatkan kembali barang bekas menjadi sesuatu yang berharga. Salah satunya melalui botol kaca bekas. Dirinya juga menjelaskan langkah – langkah proses pelatihan secara langsung. Mayoritas peserta pelatihan didominan ibu-ibu rumah tangga.
Melalui praktek yang di sampaikan Mbah Jo, “Pertama kita harus membersihkan bagian luar botol kaca, harus benar – benar bersih dari noda minyak. Sehingga nantinya proses pemotongan botol kaca akan lebih mudah,” tandas pria yang akrab di panggil Mbah Karjo/Jo.
Dirinya juga menjelaskan, saat proses memotong botol kaca harus dalam kondisi sudah bersih. Gunakan alat pemotong kaca yang sudah di modifikasi. Setelah di potong diberi garis line, kemudian di bakar dengan korek cras. Ketika retakan botol kaca terdengar, baru dimasukkan air supaya merenggang. Sehingga, botol kaca yang sudah di potong dapat dipatahkan dengan cara ditarik, jelasnya
Setelah teknik pemotongan selesai, hasil bisa dipola. Semua sesuai dengan keinganan, bisa dilukis ,graphir, panting, beri benang istilah di hias. Kemudian, pemanfaatannya bisa diperuntukan untuk kap lampu,damar kambang, vas bunga,hidroponik dan lain-lain, tandas Mbah Jo kepada malangpagi.com
Menurut Mbah Jo, dengan adanya giat workshop pemanfaatan barang bekas ini, minimal bisa meminimalisir pembuangan barang – barang yang akan cenderung memperbanyak sampah. Nilai maafaat yang lain, memperindah untuk menambah nilai dari benda itu sendiri.
” Kerap kali edukasi dan sosialisasi pelatihan seperti ini sering kami lakukan. Tentunya dengan mandiri disanggar pribadi, bahkan dulu anak didik kami pernah juara 1 tingkat provinsi dan dikirim ke Singapura sebagai hadiahnya”,ucap pria berambut panjang ini.
Pria yang juga pegiat seni wayang suket ini menjelaskan, butuh peran serta pemerintah dalam menfasilitasi dan blow up kegiatan seperti ini. Karena sangat mempunyai nilai manfaat dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi mandiri bagi masyarakat.
Hasil karya dari botol kaca bekas ini, punya nilai dalam pertumbuhan ekonomi di masyarakat. Terkait harga sangat variatif, semisal dibuat damar kambang jika dipasarkan sekitar Rp 22.000,00 ,harga ini sama halnya untuk souvenir. Tetapi kalau yang sudah di graphir dan dijadikan kap lampu berkisar kurang lebih Rp300.000,00 , jelasnya
Dikesempatan yang sama, salah seorang peserta workshop Farida Nur Shanti menyampaikan, bahwa dirinya sangat apresiasi dan senang mengikuti workshop tersebut.
“Kami sangat mengapresiasi kegiatan pelatihan ini, meskipun baru pertama kali kami ikuti. Dalam hal ini, kita dituntut hati – hati saat proses pemotongan botol kaca bekas. Semua kembali soal jam terbang saja,” tutur warga Jl.Sultan Hadi Wijaya Kota Malang ini.
Wanita yang juga pengurus bank sampah ini menjelaskan, dengan adanya workshop dan pengalaman yang di dapatkan, barang – barang bekas yang biasa dijual perkilo tentu bisa dijual perbiji. Namun diwilayahnya sendiri sudah dilakukan pemilahan sampah organik dan non organik. Dirinya juga berharap jangan menyerah dalam memanfaatkan barang bekas menjadi sesuatu yang berharga, tutupnya.
Pewarta: Doni Kurniawan
Editor: Redaksi