KOTA MALANG – malangpagi.com
Keris telah ditetapkan sebagai Masterpiece of the Oral and Intangible Heritage of Humanity (Karya Agung Budaya Dunia) dan diakui oleh UNESCO sebagai warisan budaya dunia pada tanggal 25 November 2005.
Meski demikian, hingga saat ini sudah hampir 20 tahun berlalu Pemerintah Indonesia belum mencanangkan Hari Keris Nasional, seperti pencanangan Hari Batik Nasional, Hari Wayang Nasional dan lainnya.
Selama ini, berbagai komunitas, organisasi, dan paguyuban pelestarian budaya Keris (Tosan Aji Nusantara) telah berupaya secara mandiri untuk merayakan Hari Keris menurut versi masing-masing. Hal ini menjadikan ekosistem pelestarian budaya Tosan Aji Nusantara sangat beraneka ragam dan semarak.
Setelah melalui berbagai upaya untuk terus mengembangkan ekosistem pelestarian budaya Tosan Aji Nusantara, akhirnya Menteri Kebudayaan Republik Indonesia, Fadli Zon berkenan melakukan pencanangan Hari Keris Nasional pada tanggal 19 April 2025, di Event Internasional Brawijayan Mondiacult, Gedung Samantha Krida Universitas Brawijaya Malang.
Pencanangan ini akan dibacakan langsung oleh Menteri Kebudayaan Republik Indonesia bersama beberapa tokoh nasional, kepala daerah, hingga perwakilan dari beberapa negara tetangga yang juga ikut hadir di Event Internasional Brawijayan Mondiacult pada tanggal 18-20 April 2025, di Gedung Samantha Krida.
“Setelah pertemuan khusus beberapa waktu yang lalu di Hotel Sheraton Surabaya yang langsung dihadiri oleh Menteri Kebudayaan, Rektor Universitas Brawijaya, Wali Kota Malang, dan beberapa Tokoh SNKI, kita sepakat menjadikan Event Internasional Brawijayan Mondiacult sebagai momentum pencanangan Hari Keris Nasional,” ujar Direktur Utama PT. Brawijaya Multi Usaha, Edi Purwanto.
Edi Purwanto mengatakan, acara Brawijayan Mondiacult juga menjadi strategi utama dalam berbagai program kerja Globalizing UB (Universitas Brawijaya).
Nantinya, dalam event Brawijayan Mondiacult juga akan dilakukan Memorandum of Understanding (MoU) antara Kementerian Kebudayaan Republik Indonesia dengan Universitas Brawijaya, sekaligus merintis upaya MoU antara Universitas Brawijaya dengan UNESCO.
Terpisah, Wali Kota Malang, Wahyu Hidayat menyampaikan bahwa Malang Raya mempunyai warisan sejarah luhur nan adiluhung dalam perkembangan budaya Tosan Aji Nusantara, terutama kisah Keris Mpu Gandring dan Ken Arok sebagai pendiri wangsa Rajasa.
“Pemkot Malang sangat terhormat bisa menjadi tuan rumah dari pencanangan Hari Keris Nasional bersama Kementerian Kebudayaan Republik Indonesia dan Universitas Brawijaya. Apalagi momentumnya bertepatan dengan HUT Kota Malang ke-111,” tutur Wahyu Hidayat.
Sementara itu, Rizal selaku Ketua Pelaksana Event Internasional Brawijayan Mondiacult menyebur, event ini merupakan pertama kali untuk mengembangkan semangat Brawijayan menjadi Strategi Diplomasi Kebudayaan Dunia.
Oleh karena itu, lanjutnya, Universitas Brawijaya akan menjalin kerjasama berkelanjutan bersama Kementerian Kebudayaan Republik Indonesia dan UNESCO.
“Event ini sangat padat dan bergizi tinggi. Mengusung misi Globalizing UB, Pencanangan Hari Keris Nasional, dan HUT Kota Malang ke-111 tahun. Ada seminar internasional budaya Keris Kontemporer, Pameran Keris Para Presiden, Pameran Keris Karya Mpu Perempuan, hingga Ruang Pemaharan atau Bursa Tosan Aji Nusantara,” terang Rizal.
Rizal juga menambahkan, panitia pelaksana juga sedang mengundang beberapa tokoh nasional, seperti kepala daerah dan perwakilan beberapa negara yang mempunyai minat terhadap berbagai upaya pelestarian budaya Tosan Aji Nusantara.
“Harapannya, dengan momentum pencanangan Hari Keris Nasional bersama Brawijayan Mondiacult, ke depan setiap perayaan Hari Keris Nasional tidak hanya dirayakan oleh seluruh rakyat Indonesia, tetapi juga dirayakan oleh seluruh umat manusia di dunia yang bersemangat untuk melestarikan budaya Tosan Aji Nusantara,” pungkasnya. (Red.)