KOTA MALANG-Malangpagi.com
Dalam waktu dekat, perkumpulan Satria Bhirawa Nusantara (SBN) yang telah memiliki legalitas akan membuat divisi perfilman dengan nama Sinema Budaya Nusantara. Kehadiran divisi tersebut, diharapkan dapat menyatukan semangat-semangat yang ada di lingkaran SBN.
Salah seorang Dewan Penasehat SBN, Agustinus Tedja Bawana mengungkapkan, dalam waktu dekat pihaknya akan membuat sebuah film. Hal tersebut disampaikan dalam acara tasyakuran SBN, bertempat di Rumah Seni Budaya Singosari, Jalan Perusahaan Tunjung Tirto 22, Singosari, Kabupaten Malang, Minggu (27/9/2020).
“Malang punya segudang cerita budaya yang harus dikenal dan diketahui oleh generasi penerus. Kita tidak boleh biarkan anak-anak buta akan budaya,” tutur pria yang akrab disapa Ayah Tedja itu kepada Malang Pagi, Senin (28/9/2020).
Oleh karena itu, SBN harus mengacu kepada spirit yang disebar Eyang Djati Kusumo. Dan selanjutnya diterjemahkan dalam sebuah karya film. Untuk itu, SBN akan berkonsultasi dengan seorang tokoh perfilman dari Jakarta.
“Dalam waktu dekat kita akan berdiskusi langsung dengan seseorang yang ikut berperan di film-film garapan Teguh Karya. Kita berharap beliau dapat membantu memfasiliitasi, hingga film segera diproduksi untuk tayang di layar lebar atau televisi nasional,” harapnya.
SBN ingin membuktikan, asal punya kemauan tulus, responsibility yang bagus, serta kerendahan hati pada ikatan moral, maka segala sesuatu akan berjalan baik. Ayah Tedja menegaskan, dalam bicara budaya tidak boleh main-main. Karena yang dipertaruhkan adalah moralitas.
“Sebagai gambaran, film budaya yang akan dipoduksi nantinya mengadopsi cerita sejarah yang orang tidak banyak tahu. Hal ini sangat penting, terutama untuk kalangan milenial,” ungkap pria yang juga berkecimpung di bidang manajemen bencana itu.
Dalam produksinya nanti, SBN akan berupaya memaksimalkan potensi artis lokal. Keputusan tersebut dianggap mampu membangkitkan dunia perfilman dalam situasi saat ini. Sehingga, semua pihak akan terpancing untuk aktif.
Saat ditanya alasan keluar dari Visual Artis Sinema (VAS) Entertainment, Ayah Tedja menegaskan, bahwa dirinya merasa sudah tidak ada kecocokan. Menurutnya, jika bicara karya, jangan menyalahgunakan karya, moral nomor satu. Segala bentuk egoisme harus ditepis.
“Kalau berbicara karya, jangan dengan kesombongan. Tapi harus dengan rasa tulus ikhlas. Karena hasilnya akan adi luhung dan indah. Semua harus dijalani dengan konsistensi, dalam sebuah komitmen,” tandasnya.
Reporter : Doni Kurniawan
Editor : MA Setiawan