KOTA MALANG – malangpagi.com
Aksi damai digelar kelompok massa gabungan yang tergabung dalam Ormas Malang Bersatu (OMB), Selasa (13/10/2020) lalu di depan Gedung DPRD Kota Malang berjalan lancar dan damai.
Penyampaian aspirasi tersebut dilaksanakan sebagai pernyataan kecaman atar aksi anarkis yang dilakukan oknum-oknum tidak bertanggung jawab, yang merusak fasilitas-fasilitas umum atau aset milik pemerintah Kota Malang, dalam unjuk rasa menolak UU Cipta Kerja pada Kamis (8/10/2020) sebelumnya.
Pihak kepolisian dan TNI sangat mengapresiasi aksi damai yang dilakukan OMB, dan mengaku akan selalu mendukung gerakan yang bertujuan menjaga Kota Malang tetap kondusif.
Sekitar tiga ribu personel gabungan diterjunkan untuk mengantisipasi adanya aksi unjuk rasa lanjutan di di Kota Malang, menolak Omnibus Law atau UU Cipta Kerja.
Kapolresta Malang, Kombes Pol Dr. Leonardus Harapantua Simarmata Permata S.Sos SIK MH menyampaikan, TNI-Polri pasti mendukung setiap penyampaian aspirasi jika berlangsung damai.
“Aksi kali ini berbeda sekali dibandingkan aksi 8 Oktober lalu. Aksi kemarin tidak ada ucapan apapun, yang ada hanya sambutan dengan batu dan api. Sangat berbeda,” ujar Leo.
“Untuk itu, kita sepakat bahwa kejadian hari itu (8/10) merupakan yang pertama dan terakhir. Yang melakukan perusakan dan pembakaran bukan mahasiswa, bukan pula buruh. Tapi kelompok-kelompok tertentu yang ingin merusak Kota Malang,” lanjut lulusan Akpol 1997 itu.
Senada dengan Kapolresta, Dandim 0833 Kota Malang, Letkol Arm Ferdian Primadhona juga merasa kecewa dengan aksi beberapa waktu lalu, yang seharusnya dilakukan dengan damai.
“Fasilitas umum dan fasilitas negara banyak dirusak. Padahal itu semua milik rakyat, dan berasal dari uang rakyat. Saya minta, masyarakat Kota Malang bersatu. Jangan sampai ada oknum yang memecah belah kita. Jangan sampai ada oknum yang sampai ingin memberi kesan negatif kepada arek-arek Malang. Arek Malang tidak berbuat seperti ini.” sahut Ferdian.
Dersi Hariono, korlap aksi hari itu sekaligus Ketua Barisan Kader (Barikade) Gusdur Kota Malang menjelaskan, sebenarnya pihaknya mendukung penyampaian pendapat. Karena hak tersebut dilindungi undang-undang.
“Kami warga Malang membuka pintu yang selebar-lebarnya bagi siapapun untuk menyampaikan pendapat di Kota Malang. Tapi gunakan cara-cara yang konstitusional. Tunjukkan intelektualitas kalian untuk membela aspirasi rakyat. Itu yang ingin kita sampaikan pada hari ini,” tegas pria yang biasa dipanggil Gus Dersi itu.
“Mari kita eratkan simpul-simpul gerakan yang tergabung dalam Ormas Malang Bersatu, menjadi satu kekuatan yang berbasis Nasionalis Religius. Dalam rangka menjaga Kota Malang dari siapapun yang mengganggu, hingga upaya-upaya mengarah kepada disintegrasi bangsa serta berniat mengganti bentuk dasar negara. Satu kata: Lawan!” tegas H Wiranto SE, Sekretaris Barikade Gusdur dalam orasinya.
Di kesempatan yang sama, Pendeta Israel Yacob, Ketua Umum BMGK Kota Malang mengajak untuk melihat betapa kondusifnya Kota Malang. “Karena bapak dan ibu peduli dengan cara mau turun ke jalan, untuk menunjukkan kekuatan persatuan masyarakat Kota Malang. Sehingga oknum-oknum yang seharusnya hari ini berdemo pun langsung ciut nyalinya untuk membuat kerusuhan lagi di Kota kita,” tuturnya kepada Malang Pagi.
“Ini adalah pelajaran berharga. Jika ada para perusuh yang berniat membuat onar di kota kita, segera tunjukan kekuatan dengan turun ke jalan bersama OMB (Ormas Malang Bersatu). Tinggalkan dahulu kesibukan kita, dan segera bergabung bersama seluruh ormas yang waras, guna lakukan psy war kepada para perusuh agar nyalinya langsung ciut. Dan mereka mengurungkan niatnya untuk membuat kerusuhan di kota kita.” tambah Pendeta Yacob.
“Kami adalah ‘SATU’ dan selalu ‘SIAP’ turun ke jalan dengan 60.000 umat Kristen se-Kota Malang, dari 175 gereja yang tergabung di BMGK Kota Malang,” pungkasnya dengan penuh semangat.
Aksi hari itu diikuti sekitar 500 peserta dari 30 organisasi kemasyarakatan, antara lain: Berkat Malang Gema Kasih (BMGK), Forum Muda Katolik Indonesia (FMKI), Barisan Kader (Barikade) Gusdur, Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITI), Pemuda Pancasila, Sentral Komunikasi (Senkom) Mitra Polri, Malang Mbois, BSC, Asosiasi Petinju Indonesia (API), Garda Pancasila, Malabar, Gnaroh Klojen, Bravo Reaksi Cepat (BRC), Pemuda Demokrat, PMBS, AREMA, Basada, Barisan Semut Merah 99 Ngalam, Jaringan Kemanusiaan Jawa Timur (JKJT), PSMTI, PABBSI, SBN, PGN, Alumni Halokes, Gerakan Anak Bangsa Republik Indonesia (GARINDO) dan Malang Anti Kisruh (MAK).
Reporter : Christ
Editor : MA Setiawan