
KOTA MALANG – malangpagi.com
Seorang warga RT06 RW05 Kelurahan Jatimulyo, Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang, bernama JB Puji Santoso (63) akhirnya mengembuskan napas terakhir, setelah beberapa jam tidak mendapatkan ruang di rumah sakit di Kota Malang.
Berdasarkan keterangan istri Ketua RT06, Kasiati Bawon, kejadian berawal Kamis pagi (22/7/2021), saat Puji akan melepaskan ayam peliharaannya dengan berpegangan pada pagar bambu. Kemungkinan karena pagar bambu sudah lapuk sehingga tidak kuat saat menahan berat badan korban. Puji pun terjatuh ke selokan sedalam 2 meter.
“Kemungkinan yang terbentur kepalanya, sehingga korban tidak sadarkan diri, dan baru sadar seperempat jam kemudian. Setelah sadar Ia bisa naik keluar dari selokan dan segera pulang ke rumahnya” ujar Kasiati.
“Sesampainya di rumah, korban mengaku kondisinya sudah membaik dan hanya mengeluh pusing. Namun selang dua jam kemudian, korban muntah darah dan tidak sadarkan diri,” imbuh Bu RT.
Melihat kondisi Puji semakin parah, akhirnya pihak RT segera melarikannya ke Puskesmas terdekat dengan mengendarai sepeda motor pengangkut barang roda tiga. “Korban ditolak oleh pihak Puskesmas karena harus dilakukan rontgen, dan mereka tidak memilikinya. Oleh karena itu korban harus dibawa ke rumah sakit,” ungkap Kasiati.
Akhirnya Puji dilarikan ke Rumah Sakit Islam Unisma Malang, namun ternyata di sana tidak ada kamar kosong. Ke RSU Universitas Muhammadiyah Malang juga penuh. Begitu pula saat mendatangi Instalasi Gawat Darurat (IGD) Rumah Sakit Universitas Brawijaya (RSUB) pun penuh, dan alasan ketiadaan oksigen membuat pasien tidak dapat ditampung.
Rumah Sakit Lavalette hingga RSUD Dr Saiful Anwar (RSSA) juga penuh, pasien sehingga pasien tidak bisa mendapatkan perawatan.
“Baru di Rumah Sakit Permata Bunda dilakukan pertolongan pertama. Tetapi karena luka yang diderita cukup parah dan tidak tercover BPJS, akhirnya pasien terpaksa kami bawa pulang,” ujar Kasiati.
Kondisi Puji semakin memburuk, hingga mengeluarkan darah dari hidungnya. Tak ingin menyerah begitu saja, Ketua RW05, Sugianto dibantu seorang wartawan anggota Media Online Indonesia (MOI), Yuni Ektanta berinisiatif kembali mencari rumah sakit yang mau menerima pasien.
Atas bantuan Ketua DPRD Kota Malang, I Made Rian Diana Kartika akhirnya Puji diterima di Rumah Sakit Persada. Namun karena alasan harus berbagi kamar dengan pasien Covid-19, pihak keluarga tidak berkenan korban dirawat di rumah sakit tersebut.
Usaha terakhir, Yuni meminta tolong Kepala Dinas Kesehatan Kota Malang, dr. Husnul Muarif, setelah itu Puji mendapatkan kamar di RSSA. “Insyaallah, pasien sudah mendapat kamar di RSSA,” jawab dr. Husnul saat dikonfirmasi Malang Pagi melalui Whatsapp, Kamis malam (22/7/2021).
Tepat pukul 21.00 WIB, Puji dilarikan ke RSSA menggunakan ambulans dari PMI Kota Malang. Sesampainya di rumah sakit terbesar di Kota Malang itu, pasien langsung menjalani prosedur tes swab.
Namun takdir tak dapat ditolak. Masih berada di ruang IGD, Puji Santoso mengembuskan napas terakhir pada pukul 01.00 WIB dini hari, Jumat (23/7/2021).

Sugianto membenarkan bahwa warganya, Puji Santoso telah meninggal malam itu. Sebagai Ketua RW, dirinya berpesan agar pemerintah, khususnya dinas terkait, segera menginstruksikan kepada seluruh rumah sakit di Kota Malang, baik milik pemerintah maupun swasta, agar tetap melayani dan menyediakan ruang atau pelayanan medis kepada pasien selain penderita Covid-19, misalnya korban kecelakaan.
“Harus ada pengecualian untuk korban kecelakaan, yang perlu adanya tindakan cepat agar korban dapat diselamatkan. Tanpa harus melalui prosedur tes swab, dan tentunya tenaga medis tetap mengenakan Alat Pelindung Diri (APD),” pesannya.
Ia berharap kasus ini dapat menjadi pelajaran berharga, serta menjadi evaluasi bagi pihak Pemerintah Daerah dan dinas terkait. (Har/MAS)