KOTA MALANG – malangpagi.com
Belasan pelanggan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Malang, yang merupakan perwakilan dari lima kecamatan, berbondong-bondong mendatangi gedung DPRD Kota Malang pada Jumat (5/11/2021). Kedatangan mereka ke rumah wakil rakyat tersebut dalam rangka menghadiri audiensi.
Awalnya, rombongan yang datang sempat kecewa, karena penggagas audensi malah tidak hadir. Namun kekecewaan itu sedikit terobati, saat anggota Komisi B DPRD Kota Malang, Lookh Makhfudz menyambut mereka di ruangannya.
Lookh membenarkan jika ada surat permohonan audiensi yang ditujukan kepada Ketua DPRD Kota Malang. Tapi terkait penundaan dan pembatalan audiensi, dirinya mengaku kurang paham. Selain itu, pihaknya juga tidak mengetahui terkait disposisi surat permohonan audiensi tersebut, karena kewenangan sepenuhnya berada di tangan Ketua DPRD.
“Pada intinya, sebuah kewajiban bagi saya sebagai wakil rakyat untuk menerima masyarakat. Terkait kendala teknis di lapangan yang berimbas pada pelanggan PDAM Kota Malang, yang dapat kami sampaikan adalah bahwa PDAM sudah memiliki alat yang lengkap dan canggih. Jadi ada ruang monitoring untuk semua jaringan, dan ada call centernya,” papar Lookh.
“Jadi, jika ada trouble, silakan mencoba untuk menghubungi pihak PDAM. Kebetulan saya juga pelanggan PDAM Kota Malang, dan sudah mencoba,” imbuhnya.
Lookh juga menjelaskan cara menghubungi PDAM Kota Malang jika terjadi masalah air. Diawali dengan menghubungi via SMS dan memfoto nomor sambungannya. Kemudian akan dicek di sana mengalir atau tidak. Terdapat layar monitor yang ukurannya cukup besar.
“PDAM Kota Malang juga memiliki tim Sigap, yang akan mendatangi atau menghubungi lewat telepon,” ujarnya, sembari mempersilakan masyarakat untuk mencoba layanan tersebut.
“DPRD Kota Malang sendiri secara rutin mengadakan rapat dengan PDAM, terkait monitoring maupun evaluasi, karena ada kaitannya dengan BUMD. Saat rapat koordinasi, Komisi B tidak hanya membahas satu persatu persoalan yang diangkat di medsos, tapi membahas pelayanan dan sebagainya,” ungkap politisi Partai Amanat Nasional itu.
Look menerangkan, kecepatan PDAM Kota Malang dalam mengatasi kendala teknis tergantung proses pengadaan barang jasa dan administrasi. Salah satunya pengadaan alat atau mesin dari Jerman, yang hingga saat ini statusnya masih menunggu.
“Berdasarkan informasi yang diperoleh dari hearing terakhir, jika alat tersebut hadir, dipastikan tidak akan ada lagi keluhan masyarakat terkait kendala teknis PDAM Kota Malang. Intinya, alat itu adalah solusi utamanya,” jelasnya.
Di kesempatan yang sama, salah satu pelanggan PDAM Kota Malang yang hadir Enik Gandamana mengatakan, kehadiran belasan warga yang datang hari ini berawal dari informasi akan ada audiensi dengan kelompok yang menamakan diri Paguyuban Pelanggan PDAM Kota Malang.
“Di sini kami punya hak untuk hadir, meskipun tidak dimasukkan dalam paguyuban tersebut. Poin yang kami sampaikan adalah keluhan masyarakat terkait kendala pelayanan PDAM Kota Malang. Terutama kendala teknis di lapangan, yang membutuhkan solusi sesegera mungkin. Pada intinya warga butuh air,” tukasnya.
Namun Enik mengakui bahwa selama ini PDAM Kota Malang telah memberikan sejumlah solusi. Dirinya mencontohkan, saat terjadi pipa bocor di Perumahan Bulan Terang Utama (BTU) langsung ditangani dan lancar hingga detik ini.
“Ini adalah pernyataan kami secara obyektif, tanpa berpihak ke manapun. Ketika ada kendala, pihak PDAM selalu merespons dengan cepat kendala di lapangan. Seperti mengirim tangki air, memasang tandon-tandon air di beberapa titik, juga membuat alternatif pipa saluran air,” beber Enik.
“Awalnya kami menggunakan saluran dari Sumber Pitu. Tetapi ketika terjadi trouble, maka dialihkan ke Sumber Wendit. Di BTU sendiri ada kurang lebih 2.500 SR (sambungan rumah) pelanggan PDAM Kota Malang,” tutupnya. (DK99/MAS)