KOTA MALANG – malangpagi.com
Kampung 1.000 Topeng Desaku Menanti kembali bergeliat, dengan mengadakan acara ritual Wilujengan Kamulyan, Jumat (19/11/2021). Acara ini bertujuan untuk meminta keselamatan dan berkah terhadap kampung wisata yang akan kembali dibuka tersebut.
Tasyakuran atau selamatan yang dihelat di pelataran Kampung 1.000 Topeng berjalan cukup sederhana. Suasana guyub terasa kental, saat sebelum dimulainya acara warga melaksanakan kerja bakti massal menyelesaikan pembuatan Topeng Besar yang dipajang di kampung itu.
Di tempat yang sama, ibu-ibu melakukan aktivitas senam kebugaran jasmani. Acara kian seru karena, karena kegiatan ini juga dihadiri Kakang Mbakyu Kota Malang 2021, yaitu Kakang Kamal, Kakang Tegar, Mbakyu Tina, dan Mbaktu Sherly.
Kedatangan mereka adalah untuk melihat sekaligus memastikan bahwa seluruh kampung tematik di Kota Malang sudah kembali bergeliat. Salah satunya Kampung 1.000 Topeng ini, yang akan segera dibuka untuk wisatawan.
Acara Wilujengan Kamulyan juga dimanfaatkan Kakang Mbakyu Kota Malang untuk membantu mempromosikan kembali Kampung 1.000 Topeng. Kakang Tubagus Alfansya Kamal mengatakan, kegiatan ini adalah momentum bangkitnya kebudayaan di Kota Malang, khususnya budaya Topeng Malangan.
“Budaya ini tidak boleh hilang, karena sudah menjadi ciri khas daerah. Melalui keberadaan kampung yang mengusung tema Topeng Malangan, tentunya wisatawan akan mengetahui peradaban budaya yang menjadi ciri khas Kota Malang,” tuturnya.
Hal senada juga diungkapkan Mbakyu Kristin Puspo. Diakuinya bahwa selama ini dirinya hanya melihat melalui media sosial, tentang keberadaan dua topeng raksasa yang menjadi ikon Kampung 1.000 Topeng.
“Akhirnya saya dapat melihat secara langsung kedua topeng ikonik ini, yang merupakan tokoh pewayangan Dewi sekartaji dan Panji Asmorobangun. Dengan sentuhan suasana dan pemandangan yang masih asri, besar harapan kampung ini akan memiliki daya tarik tersendiri bagi wisatawan,” paparnya.
Kristin memiliki harapan besar, Kampung 1.000 Topeng dapat tetap mempertahankan budaya yang ada. Pihaknya menegaskan untuk turut membantu bangkitnya kembali wisata dan budaya di Kota Malang, melalui rangkaian acara virtual event kampung tematik.
Pada kesempatan yang sama, Ki Demang menyebut bahwa hingga saat ini belum diketahui ide dasar mengapa tempat ini menjadi Kampung Topeng. Menurutnya, secara kultural tidak ditemukan basis kesenian topeng di wilayah tersebut.
Tetapi Ketua Forkom Pokdarwis Kota Malang sekaligus pengagas Kampung Budaya Kota Malang itu menegaskan, Kampung Desaku Menanti merupakan sebuah kampung yang cerdas, dan satu-satunya kampung di Kota Malang yang berani memakai ikon topeng sebagai penanda kampung.
“Ini sangat keren dan inspiratif, sekaligus menyadarkan bahwa topeng adalah ikon kesenian Malang,” tandas pria yang bernama asli Isa Wahyudi itu. (DK99/MAS)