KOTA MALANG – malangpagi.com
Secara mengejutkan, Eddy Wahyono mengumumkan mengundurkan diri dari bakal calon Ketua Umum Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Kota Malang periode 2023–2027. Keputusan tersebut Ia umumkan dalam konferensi pers yang digelar di Rumah Makan Kertanegara Malang, Rabu (25/1/2023).
“Malam hari ini, kami salah satu bakal calon Ketua Umum KONI Kota Malang periode 2023–2027 menyikapi kondisi terakhir. Saya melihat bahwa proses yang terlalu bertele-tele, terlalu panjang. Kepengurusan 2018–2022 sebenarnya berakhir pada Juli 2022, kemudian diperpanjang enam bulan oleh KONI Jatim, karena bersamaan dengan PORPROV kemarin, hingga Desember 2022,” ucap Eddy membuka konferensi persnya.
“Kami sudah mengadakan musyawarah beberapa kali dan belum terlaksana dengan baik, dan akhirnya kami kembalikan kepada KONI Jawa Timur. Maka oleh KONI Jatim akhirnya diteruskan melalui caretaker, dalam rangka menyelenggarakan Musyawarah Olahraga Kota Malang Luar Biasa (Musorkotlub).”
“Beberapa tahapan proses sudah berjalan. Kemarin 23 Januari adalah pendaftaran terakhir untuk bacalon (bakal calon). Saya didukung teman-teman untuk maju lagi. Dan itu sudah kami ikuti dengan sejumlah persyaratan.”
“Dari beberapa tahapan yang cukup memakan waktu ini, ikatan batin, ikatan emosional saya dengan cabor cukup dekat. Karena sekitar empat tahun kami bersama-sama, dan sudah menghasilkan yang terbaik untuk Kota Malang, yaitu dengan kita menduduki posisi runner-up di bawah Surabaya.”
“Ini adalah sesuatu yang luar biasa. Berkat kerja keras dari teman-teman cabor, dan saya hanya membantu proses pembinaan, namun yang menjadi ujung tombak adalah teman cabor. Berkat kerja keras, akhirnya kami menjadi juara dua.”
“Berkat ikatan batin dan emosional yang begitu dekat itu, kami pun membangun komitmen. Yaitu KONI membantu pemerintah dalam hal pembinaan, dan cabor sebagai pelaksananya”
“Buah dari komitmen ini akhirnya Kota Malang meraih juara dua di PORPROV VII Jatim 2022. Kenaikannya cukup signifikan. Dari 2019 ke 2022, untuk medali emasnya saja terjadi kenaikan sebanyak 75 persen. Ada 70 emas, 67 perak dan 72 perunggu. Ini luar biasa.”
“Berangkat dari itu semua, waktunya pendek dan mepet. Kebetulan 2023 akan ada PORPROV VIII di Sidoarjo, Mojokerto, dan Jombang. Saya optimistis bahwa kerja keras teman-teman ini tetap bertahan. Syukur-syukur meningkat.”
“Supaya tidak berkepanjangan proses-proses ini. Berangkat dari kebersamaan, kekeluargaan, persaudaraan yang terjalin dengan baik, saya miris melihat situasi seperti ini karena baru saja terjadi”
“Saya menjadi pengurus KONI sudah 20 tahun. Kalau bicara tentang musyawarah, ini sudah menjadi musyawarah yang ‘istimewa’. Ini adalah proses yang tidak dapat dihindari.”
“Dengan menjaga kebersamaan dan menjaga supaya paling tidak prestasi di Kota Malang ini minimal bertahan, syukur-syukur bisa nomor satu mengalahkan Surabaya. Namun banyak variabel yang harus dilakukan, dalam rangka mencapai tujuan tersebut.”
“Intinya bahwa kontenstasi saya lebih memberikan kesempatan kepada yang lain, dalam artian agar cabor-cabor tidak pecah. Ini adalah dinamika demokrasi, dan ini adalah proses pendewasaan.”
“Infonya dari teman-teman bahwa anggaran akan akan ditambah. Dan ini akan lebih bagus. Karena prestasi itu tidak datang secara tiba-tiba. Namun melalui proses pembinaan dan dibarengi dengan anggaran. Semua ada proses.”
“Sekali lagi saya memberikan kesempatan kepada yang lain, mungkin lebih fresh, mempunyai rencana yang lebih baik lagi, kepada Pak Djoni dan beliau adalah teman saya, teman lama.”
“Saya pikir sebatas ini saja. Saya tidak harus mencabut berkas. Mungkin saya akan menyampaikan melalui telepon. Jika memungkinkan hari ini, jika tidak ya besok.”
“Saya tambahkan, saya mengucapkan terimakasih kepada seluruh cabor, atlet dan pelatih, tim penjaringan, dan caretaker. Ikuti aturannya supaya tidak melanggar, karena yang dulu kan dianggap melanggar. Main di dalam AD/ART. Mohon maaf kepada seluruh pihak, para pemangku olahraga, pemerintah, dan eks pengurus KONI Malang yang telah bekerjasama dengan baik,” pungkas Eddy.
Di tempat yang sama, Ketua Harian Kodrat Kota Malang R Purwono Tjokro Darsono mengapresiasi kepemimpinan Eddy Wahyono selama menahkodai KONI Kota Malang. “Kita sudah melihat bahwa beliau [Eddy] telah mendampingi cabor. Dan hasilnya kita berhasil meraih runner-up. Beliau pada hari ini istilahnya menarik diri, adalah dalam rangka agar cabor-cabor dapat berprestasi lagi di 2023,” sebutnya.
“Kami bersama teman-teman cabor sudah bersama beliau selama empat tahun. Mendampingi kami dan memberikan arahan. Banyak hal yang ada sejak beliau ada.”
“Sesungguhnya kami sangat menyayangkan. Tapi kami pikir ini adalah suatu proses dinamika. Kami berharap apa yang telah beliau ukir, apa yang dipersembahkan untuk Kota Malang, nanti akan kami pertahankan bersama teman-teman.”
“Sebenarnya berat. Namun beliau memiliki jiwa besar. Daripada kita berlarut-larut dan melupakan satu momen yang luar biasa, yaitu PORPROV,” tutup pria yang biasa disapa Mas Ipung itu.
Dengan pengunduran Eddy Wahyono, artinya kompetitornya, Djoni Sudjatmoko, otomatis menjadi calon tunggal Ketua Umum KONI Kota Malang periode 2023–2027.
Adapun pemilihan Ketua Umum Kota Malang yang baru akan dipilih dalam Musyawarah Olahraga Kota Luar Biasa (MUSORKOTLUB) yang akan dihelat pada 30 Januari 2023 di Ruang Paripurna DPRD Kota Malang. (Har-MAS)