KOTA MALANG – malangpagi.com
Walikota Malang Sutiaji mengatakan bahwa Ramadan adalah bulan penuh berkah. Hal ini, ia sampaikan saat memberikan tausiah dalam acara Safari Ramadan di Masjid Nuruttaqwa, Jalan Bunga Dewandaru No. 58 Jatimulyo, Kota Malang, Minggu malam (26/3/2023).
Sutiaji menyebut, bulan Ramadan memiliki 10 penyebutan yang berbeda. Di antaranya adalah Syahrul Mubarak yang berarti bulan yang penuh keberkahan. “Makna berkah yaitu bertambahnya kebaikan. Mendorong apa yang menjadi kebaikan dan mengesampingkan ego dirinya. Serta amal-amal kebajikan dinilai berlipat ganda,” terangnya.
Sebutan lainnya yaitu Syahru A’laa’ atau bulan penuh kenikmatan. “Di bulan Ramadan ada Nuzulul Qur’an, ada malam Lailatul Qadar, ada tarawih dan sahur. Semua itu adalah kenikmatan yang tidak ditemui selain di bulan Ramadan. Di bulan yang penuh berkah ini, orang yang berdoa akan dikabulkan doanya,” ungkap Sutiaji.
Untuk itu, dirinya mengajak para jamaah untuk mengisi bulan Ramadan dengan kebaikan. “Sebelum kita bertemu bulan Ramadan, kita melewati bulan Syaban dan Rajab yang merupakan ‘bulan latihan’. Latihan untuk lebih siap menghadapi bulan Ramadan ini. Untuk itu, marilah kita menyiapkan lima perkara sebelum datang lima perkara,” pesan orang nomor satu di Kota Malang itu.
Lima perkara itu adalah jaga masa mudamu sebelum datang masa tuamu, pergunakan waktu sehatmu sebelum datang masa sakitmu, manfaat masa kayamu sebelum datang masa kefakiranmu, gunakan masa luangmu sebelum hadir masa sibukmu, dan gunakan sebaik-baiknya masa hidupmu sebelum datang kematianmu. “Ayo! hidup ini kita isi dengan kebaikan-kebaikan,” seru Sutiaji.
Dalam kesempatan tersebut, pejabat asal Lamongan itu pun mengimbau untuk mengisi bulan Ramadan dengan hal-hal yang bermanfaat dan penuh kebajikan. “Barang siapa yang menjumpai bulan Ramadan namun hanya melewatkan saja, maka malaikat Jibril mengatakan bahwa orang tersebut tidak ada mencium bau surga,” tuturnya.
Pada kesempatan tersebut Sutiaji menjelaskan bahwa kegiatan Safari Ramadan yang Ia lakukan adalah untuk membangun silaturahmi. Di sisi lain juga sebagai ajang untuk jejaring, menyampaikan aspirasi dan menerima masukan dari masyarakat, serta memecahkan masalah bersama masyarakat. “Sehingga tidak ada batas antara pejabat dan rakyat,” pungkasnya. (Har/MAS)