KOTA MALANG – malangpagi.com
Tong-Tong Night Market yang diselenggarakan oleh The Shalimar Boutique Hotel merupakan event tahunan yang ditunggu-tunggu oleh wisatawan domestik maupun mancanegara. Festival yang berlangsung selama tiga hari yakni mulai Jumat (28/7/2023) dan berakhir Minggu (30/7/2023) ini menyuguhkan beranekaragam atraksi. Mulai dari kuliner, dolanan, melukis bersama Sadikin Pard, pertunjukan layar tancap dari Museum Film Malang, penampilan musik keroncong dan pertunjukan wayang rumput.
Menariknya, di salah satu stan bernama Galeri Pusaka Jagat disajikan ratusan keris yang berasal dari masa Majapahit, Singasari, Kediri, Mataram dan sebagainya. Sang pemilik keris, Wahyu Eko Setiawan atau lebih akrab disapa Sam WES mengatakan bahwa dirinya sudah mengoleksi keris-keris ini sejak 15 tahun yang lalu.
“Melalui, gelaran Tong-Tong Night Market ini, Galeri Pusaka Jagat turut andil untuk menyemarakkan _event_ ini,” ungkap Sam WES saat ditemui Malang Pagi. Jumat (28/7/2023).
Penggagas Sekolah Budaya Tunggul Wulung ini pun membeberkan tentang karakteristik keris. “Keris itu memiliki ragam beraneka rupa. Jika karakteristik keris Majapahit lebih gemulai dan terkesan ramping. Namun, jika keris pada masa Singasari itu lebih gemuk,” ungkapnya.
Saat disinggung keaslian koleksi kerisnya, ia mengemukakan bahwa untuk menguji keaslian keris harus disertai pendapat ahli. “Dan itu berbayar. Itulah mengapa kita perlu belajar sejarah. Salah satunya, untuk mempelajari tentang keris ini,” ujar Sam WES.
Dikatakannya, untuk koleksi yang terlama sejarahnya berasal dari Tumapel. “Namanya Gethuk Kadewatan. Itu sekitar tahun 1000 ke bawah. Dan keris yang asalnya paling jauh dari Sriwijaya. Namun sayangnya, kedua keris tersebut tadi tidak saya bawa,” tuturnya.
Ia mengaku, untuk perawatan ratusan kerisnya tidak terlalu ribet hanya diolesi minyak agar tidak berkarat.
Kemudian, menanggapi adanya Tong-Tong Night Market ini dirinya menyambut positif. “Dapat mendongkrak UMKM meskipun belum signifikan. Jika dibandingkan dengan tahun lalu, masih belum terlalu kelihatan. Sepertinya, lebih bagus dan lebih luas serta stannya juga lebih banyak,” tandasnya.
Tong-Tong Night Market yang diadopsi dari Belanda ini cukup diminati. Berdasarkan pantauan Malang Pagi selama 2 hari jumlah pengunjung cukup banyak dan memadati area sepanjang Jalan Cerme dan Taman Cerme. (Har/YD)