KOTA BATU – malangpagi.com
Silhouette Crochet merupakan merek aksesoris yang berasal dari Kota Wisata Batu, Jawa Timur. Merek ini menghadirkan tiga kategori produk aksesoris yakni kalung etnik, gelang, dan anting.
Owner Silhoutte Crochet, Desy Pratiwi Putri mengatakan aksesoris dari Silhouette Crochet memiliki karakteristik khusus, yaitu menggunakan teknik rajutan yang dipadukan dengan berbagai bahan potensi alam yang dapat ditemukan di Kota Batu. Dijelaskannya, bahan-bahan tersebut mencakup benang sutra dari peternak ulat sutra Kota Batu, serta ecoprint dari kain semen daur ulang yang diproduksi oleh individu disabilitas dari SLB Eka Mandiri Kota Batu.
“Selain itu, saya juga menggabungkan bahan aksesoris dengan batik dari pengrajin batik Kota Batu, dan melakukan kombinasi dengan kulit, rami, goni, kayu, dan batu alam. Hal ini menciptakan tampilan produk aksesoris yang sangat unik, etnik, dan penuh karakter,” jelas Desy kepada Malang Pagi, Jumat (8/12/2023).
Desy menjelaskan alasan membuat siluet dikarenakan suka merajut dan ketertarikannya pada rajutan. “Saya memilih dikarenakan selama ini banyak produk dari rajutan yang beredar di Kota Batu maka berangkat dari hal itu saya ingin membuat aksesoris dari rajutan namun yang belum pernah ada di batu,” ujarnya.
Selain itu, Desy menerangkan bahwa penjualan produk rajutan seperti tas, dompet, dan topi sudah sangat umum sehingga kurang optimal. “Oleh karena itu, saya memutuskan untuk menciptakan produk yang belum ada di Kota Batu, tetapi tetap mempertahankan ciri khas rajutan, yaitu aksesoris etnik dari rajutan dengan kombinasi bahan-bahan yang unik,” bebernya.
Lebih lanjut, Desy memaparkan bahwa usaha aksesoris ini berawal saat dia menunggu anaknya sekolah sambil merajut untuk mengisi waktu luang pada tahun 2016. Desy kemudian mulai menerima pesanan kecil-kecilan dari ibu-ibu wali murid, seperti gantungan kunci, sarung hp, dan tas. Dengan bertahap, Desy mulai mendapatkan lebih banyak pesanan untuk aksesorisnya. Hal ini memotivasi Desy untuk serius menekuni usaha tersebut. Kemudian, dirinya bergabung dengan Forum Industri Kecil Menengah (IKM) Kota Batu.
“Dari situlah saya mulai serius menjadikan hobi ini sebagai sumber pendapatan. Saya mengurus semua legalitas usaha dan ikut serta dalam bazar kecil-kecilan yang diadakan oleh Diskoperindag Kota Batu,” jelasnya.
Desy memaparkan, saat ini Silhouette Crochet memiliki hak cipta yang telah terdaftar di Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual Kementerian Hukum dan HAM. “Saat ini saya memiliki lima karyawan tetap, semuanya ibu rumah tangga seperti saya, dengan harapan dapat menambah penghasilan keluarga sambil merawat anak di rumah,” terangnya.
Untuk memasarkan produknya, Desy menjalin kemitraan dengan hotel, restoran, butik, dan beberapa reseller. Produknya juga telah diekspor ke luar negeri, seperti Amerika Serikat dan Jepang serta wisatawan mancanegara juga sering berbelanja.
“Terdapat tiga jenis aksesoris dengan harga bervariasi. Kalung etnik dibanderol mulai dari Rp 100 ribu hingga Rp 750 ribu, gelang berkisar antara Rp 100 ribu sampai Rp 150 ribu, dan anting memiliki harga dari Rp 50 ribu hingga Rp 100 ribu,” rincinya.
Dengan tekad Desy untuk mengembangkan usahanya, Silhouette Crochet meraih penghargaan UKM Berprestasi Jawa Timur tahun 2023. Bahkan, tokoh penting seperti Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, mantan Wali Kota Batu Dewanti Rumpoko, dan Pj Wali Kota Batu Aries Agung Paewai telah memiliki aksesoris Silhouette Crochet.
“Saya berharap Silhouette Crochet terus berkembang, sehingga dapat memberdayakan lebih banyak masyarakat di sekitarnya, terutama ibu rumah tangga,” ungkapnya.
Desy juga mengungkapkan brandnya tambah dikenal luas dikarenakan adanya bantuan Dinas Pariwisata Kota Batu yang membuat event pameran dan fashion show. “Semoga di tahun depan event lainnya dapat diselenggarakan kembali sehingga industri ekonomi kreatif lainnya bisa show up,” tandasnya. (MK/YD)