KOTA MALANG – malangpagi.com
Ramainya isu tukar guling Stadio Gajayana beberapa waktu lalu memantik Tim Penulis Buku Spektrum Kota Malang 2018-2023 untuk menerbitkan buku yang bercerita tentang sejarah stadion tertua di Indonesia ini.
“Ide awal muncul Spektrum kedua dengan tema Satu Abad Stadion Gajayana, memang rangkaian trigger dari Buku Spektrum yang pertama. Hanya dalam Buku Spektrum kedua ini kami berusaha untuk menampilkan bagaimana orang Malang menanggapi isu tukar guling Stadion Gajayana dengan cara yang elegan,” ungkap Gedeon Soerja saat ditemui Malang Pagi di Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Kota Malang, Jumat (26/1/2023).
Berawal dari hal tersebut, Gede sapaan karib Gedeon Soerja mengajak para penulis baik dari Kota Malang maupun luar Kota Malang untuk berpartisipasi melalui literasi. “Baik itu berupa tulisan, foto, dokumen, naskah maupun arsip yang berkaitan dengan Stadion Gajayana,” jelas Ketua IKAPI (Ikatan Penerbit Indonesia) Kota Malang.
Di sisi lain, buku yang diharapkan setebal 1.000 halaman ini dipersembahkan sebagai kado HUT Kota Malang yang bertepatan pula dengan satu abad Stadion Gajayana.
“Sejarah Stadion Gajayana ini kami angkat dari berbagai macam perspektif. Seperti namanya Spektrum yang berarti memancar. Tujuan kami, buku ini dapat menyebar kemana-mana dan memberikan edukasi bagi masyarakat,” harap Gede.
Dikatakannya, Buku Spektrum kedua ini berbeda dengan Spektrum yang pertama. “Jika dulu satu tema, satu penulis. Saat ini, penulis dapat mengangkat banyak hal. Asalkan objek yang dikupas titiknya adalah Stadion Gajayana. Rencananya buku ini akan kami cetak golden edition sebanyak 110 eksemplar dan hasil dari penjualan kami gunakan untuk mencetak buku kedua dengan harga yang lebih terjangkau agar dapat dinikmati masyarakat” terang Gede.
Pihaknya, sengaja menggarap buku ini dengan sistem ‘open call’. “Dari orang Malang untuk orang Malang. Kendati demikian, tidak semua karya kami terima. Tetap ada kurator yang akan memberikan penilaian terhadap kelayakan karya yang disuguhkan,” ujarnya.
Gede menyampaikan kurator yang akan menilai berasal dari berbagai unsur. “Ada sastrawan, jurnalis senior dan penulis Bapak Sindhunata, Jurnalis Tempo Mas Seno Joko, dari BAPPEDA ada Bapak Agung H Buana, pihak dari Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Kota Malang dan dari IKAPI Kota Malang,” bebernya.
Untuk itu, dirinya berharap buku ini adalah legesi dan master piece yang dimiliki Kota Malang. “Melalui Buku Spektrum Satu Abad Stadion Gajayana ini, kami ingin mendokumentasikan dan membangkitkan memorabilia tentang Stadion Gajayana agar tidak ada wacana tukar guling atau perubahan dari Stadion Gajayana baik sekarang maupun masa yang akan datang,” pungkas Gede. (Har/YD)