
KOTA MALANG – malangpagi.com
Wahyu Hidayat dan Ali Muthohirin sebagai Wali Kota dan Wakil Wali Kota Malang terpilih resmi dilantik oleh Presiden RI, Prabowo Subianto. Pelantikan mereka, bersamaan dengan 961 Kepala Daerah lain di Istana Merdeka, Jakarta, Kamis (20/2/2025).
Wahyu Hidayat yang akrab dipanggil Pak Mbois, memiliki sepak terjang yang cukup panjang di dunia birokrasi. Wahyu sempat bekerja di Bappeda Kabupaten Malang dan bergeser menjadi Kepala Bidang Tata Ruang Dinas DPU Cipta Karya di Pemkab Malang.
Lulusan Perencanaan Wilayah dan Kota (PWK) Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang itu juga pernah merasakan menjabat sebagai Camat Tajinan dan berlanjut menjadi Kepala Kantor Perumahan pada periode 2009-2011.
Pada tahun 2013, Wahyu diangkat menjadi Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan. Berkat kinerjanya, Wahyu kemudian ditunjuk untuk mengisi jabatan sebagai Kepala Dinas Pengairan dan DPKPCK Kabupaten Malang. Wahyu juga pernah ditunjuk menjadi Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Malang pada tahun 2020 menggantikan Didik Budi Muljono.
Setelah lama menjabat sebagai Sekda Kabupaten Malang, Wahyu Hidayat pun bergeser dan sempat ditunjuk sebagai Pj Wali Kota Malang setelah Sutiaji melepas tugasnya sebagai Wali Kota Malang periode 2019-2023.
Awalnya, Wahyu Hidayat masuk sebagai bursa calon Pj Wali Kota Malang untuk diusulkan ke Kemendagri oleh DPRD Kota Malang.
Akhirnya, pada 24 September 2023, Wahyu Hidayat berhasil dilantik untuk menjadi Pj Wali Kota Malang oleh Gubernur Jawa Timur kala itu, Khofifah Indar Parawansa di Gedung Negara Grahadi Surabaya.
Wahyu menjabat sebagai Pj Wali Kota Malang selama 10 bulan 17 hari terhitung dari 24 September 2023 hingga 10 Agustus 2024. Selama menjabat, banyak terobosan yang telah dilakukan oleh Wahyu kala itu.
Sesuai arahan Menteri Dalam Negeri (Mendagri) yang saat itu dijabat oleh Tito Karnavian, Wahyu mengemban amanat tugas untuk menjalankan program prioritas nasional dan mengatasi persoalan di Kota Malang.
Untuk itu Wahyu menyusun 12 isu strategis jangka pendek yang meliputi inflasi, penanganan stunting, pengembangan ekonomi kreatif, banjir, ketersediaan air bersih dan kemacetan. Selain itu tentang pengelolaan sampah, kemiskinan, kesiapan pelaksanaan pemilu dan pilkada serentak, digitalisasi pelayanan publik yang terintegrasi, kapasitas fiskal daerah dan kawasan kumuh.
Era kepemimpinan Wahyu Hidaya sebagai Pj Wali Kota Malang, pada November 2023 lalu angka kemiskinan di Kota Malang perlahan turun menjadi 4,26 persen. Meskipun belum maksimal, namun perolehan tersebut menjadikan kemiskinan Kota Malang terendah nomor dua di Jawa Timur. Hal ini menunjukkan bahwa ada penurunan sebesar 0,11 persen dari bulan November 2023 yang mencapai 4,37 persen.
Disisi lain, perhatian Wahyu terhadap UMKM ditunjukkan dengan dikeluarkannya Surat Edaran (SE) Wali Kota Malang untuk menerapkan program Kamis Mbois. Di sana para ASN diminta menggunakan pakaian yang berasal dari produk UMKM milik warga Kota Malang.
Untuk pengendalian inflasi, Wahyu Hidayat bersama Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kota Malang memiliki 12 strategi, yakni:
- Lanjutan Gerakan Pangan Murah .
- Panen cabai hamparan akhir Desember
- Pengembangan tanam cabai melalui urban farming
- Kerjasama tanam cabai
- Kesinambungan pemantauan harga / monev pasar
- Kesinambungan Warung Tekan Inflasi
- Pengadaan, pemeliharaan dan pemanfaatan cadangan pangan pemerintah daerah
- Penguatan koordinasi seluruh BUMN terkait pangan dalam rangka Stabilisasi Pasokan Dan Harga Pangan (SPHP)
- Optimalisasi High Level Meeting
- Rehab akses jalan jembatan pada jalur distribusi
- Sidak pasar
- Komunikasi yang makin efektif
Berkat dedikasinya, selama menjabat sebagai Pj Wali Kota Malang, Wahyu Hidayat telah memborong beragam penghargaan di level nasional. Di akhir masa jabatannya, Wahyu memborong 3 penghargaan dalam ajang Apresiasi Kinerja Penjabat Kepala Daerah tahun 2024.
Tiga penghargaan yang ia raih, yakni Kinerja Total Fiskal Sedang, Kesejahteraan Rakyat Fiskal Sedang dan Pelayanan Publik Fiskal Sedang. Wahyu menerima penghargaan langsung dari Mendagri Tito Karnavian pada 30 Agustus 2024 di Jakarta.
Wahyu Hidayat telah membulatkan tekad untuk mundur dari jabatannya dan mencalonkan diri sebagai Wali Kota Malang di Pilkada 2024. Pada 10 Agustus 2024, jabatannya pun diserahkan kepada Iwan Kurniawan yang menjabat hingga 20 Februari 2025.
Wahyu maju Pilkada 2024 melalui Partai Gerindra dan berpasangan dengan calon dari PSI yakni Ali Muthohirin. Keduanya mendapatkan nomor urut 1 dengan rival Heri Cahyono-Ganis Rumpoko, dan Moch Anton-Dimyati Ayatulloh.
Keduanya menggunakan tagline Mbois dan Berkelas yang memiliki makna mandiri, berbudaya, optimis, indah, sejahtera (Mbois), dan berkelanjutan, kolaboratif, efisien, lestari, adaptif, sinergis (berkelas).
Dalam mewujudkan visi misi tersebut, telah dilakukan identifikasi program yang dijabarkan dalam 10 kegiatan atau bakti unggulan yang disebut dengan dasa bakti unggulan.
Wahyu-Ali diusung oleh 14 partai koalisi dengan program kerja yang cukup menggencarkan masyarakat. Mulai dari pemberian insentif Rp 50 juta per tahun untuk RT, 1.000 seragam gratis untuk siswa SD sampai SMA, 1.000 beasiswa untuk anak sekolah dan mahasiswa, dan lainnya.
Hingga akhirnya, Wahyu-Ali berhasil memperoleh total 203.257 suara dalam Pilkada 2024. Disusul oleh Paslon Moch Anton-Dimyati Ayatulloh 132.258 suara, dan Heri Cahyono-Ganis Rumpoko sebesar 74.147 suara.
Wahyu dan Ali, kini resmi dilantik secara serentak bersama kepala daerah terpilih lainnya oleh Presiden RI, Prabowo Subianto. Setelah pelantikan, Wahyu harus menjalani rereat kepala daerah di Magelang.
Setelah itu, kini babak baru kepemimpinan Wahyu-Ali pun harus dimulai. Banyak Pekerjaan Rumah (PR) yang harus dibereskan, termasuk realisasi janji-janji politik mereka.
Mulai dari kemacetan, banjir, kemiskinan, kawasan pemukiman dan pariwisata Kota Malang menjadi PR merek.
Tak hanya itu, janji janji mensejahterakan masyarakat dan pendidikan pun juga harus mereka lalukan. Mulai dari seragam gratis, beasiswa hingga Rp50 juta per RT setiap tahunnya.
Dengan begitu, kini masyarakat mulai menanti-nanti bagaimana kinerja Wahyu-Ali untuk membangun Kota Malang menjadi Mbois Berkelas. (Rz/YD)