
KOTA MALANG – malangpagi.com
Banjir yang melanda sejumlah titik di Kota Malang dalam beberapa pekan terakhir dinilai sebagai yang terparah dibanding tahun-tahun sebelumnya.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Malang, Prayitno mengungkapkan bahwa curah hujan di Kota Malang meningkat signifikan hingga 40 persen, berdasarkan laporan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).
“Peningkatan curah hujan tersebut memicu genangan dan banjir yang lebih tinggi dibanding tahun lalu. Banjir kali ini jauh lebih besar, curah hujan naik 40 persen. Di setiap pertemuan terus kami sampaikan agar masyarakat lebih waspada,” ujar Prayitno, Selasa (9/12/2025).
Ia menggambarkan kondisi banjir saat ini jauh lebih parah. Jika sebelumnya ketinggian air hanya setinggi tumit orang dewasa, kini genangan bisa mencapai paha.
“Situasi ini merupakan dampak dari anomali cuaca yang dipicu perubahan iklim dan tidak dapat sepenuhnya dikendalikan secara teknis oleh BPBD,” jelasnya.
Sebagai langkah antisipasi, BPBD Kota Malang telah meningkatkan kegiatan mitigasi setelah banjir besar pekan lalu. Kegiatan pembersihan sedimentasi dan sampah dilakukan secara masif di wilayah terdampak dengan melibatkan camat, Linmas, Dinas Pekerjaan Umum (PU), hingga Dinas Lingkungan Hidup (DLH).
“Minggu kemarin seluruh camat, Linmas, PU, dan DLH turun bersih-bersih. Harapannya, kalau hujan besar lagi, dampaknya tidak besar,” ucap Prayitno.
BPBD juga memperbarui informasi cuaca setiap dua jam dan mengirimkannya ke kelurahan untuk memastikan masyarakat dapat bersiap lebih dini.
“Kami juga telah menyiapkan satuan tugas tanggap bencana lengkap dengan desain jalur evakuasi serta titik pengungsian,” tuturnya.
Dalam peristiwa banjir pekan lalu, BPBD mencatat 39 titik terdampak banjir di Kota Malang. Namun, jumlah personel di lapangan masih sangat terbatas.
“Saat ini hanya ada 12 personel tanggap bencana. Tidak mungkin hanya kami saja. Perlu ada relawan, Linmas, masyarakat ikut peduli,” katanya.
Seluruh pegawai BPBD, termasuk staf administrasi, edukasi, hingga mahasiswa magang, dikerahkan membantu saat banjir. Meski demikian, jumlah tersebut belum mencukupi sehingga BPBD berharap adanya kolaborasi lebih luas.
Untuk penanganan wilayah yang membutuhkan alat berat, Prayitno menyebutkan bahwa pihaknya telah meneruskan permohonan kepada Sekretaris Daerah untuk dikoordinasikan dengan OPD terkait.
“Baik itu kendaraan besar ataupun peralatan lainnya, kami didukung OPD yang lain,” pungkasnya. (Dik/YD)















