
KOTA MALANG – malangpagi.com
Asosiasi Pengembang Perumahan dan Permukiman Seluruh Indonesia (Apersi) mendorong percepatan penyerapan Program Kredit Perumahan, yang resmi diluncurkan pada Kamis (16/10/2025). Program ini menjadi terobosan pemerintah untuk mempercepat pencapaian target pembangunan 3 juta unit rumah nasional serta menggerakkan sektor industri perumahan.
Ketua Umum DPP Apersi, Junaidi Abdillah menjelaskan, program tersebut memiliki konsep yang sama dengan Kredit Usaha Rakyat (KUR), namun difokuskan pada sektor perumahan.
“Sosialisasi program pemberdayaan perumahan ini mirip dengan KUR, tetapi dalam konteks kredit untuk sektor perumahan. Program ini perlu segera diserap oleh para pengembang dan industri ikutannya, agar realisasinya bisa cepat,” ujarnya.
Menurut Junaidi, program ini ditujukan bagi para pengembang dan industri pendukung perumahan berskala UMKM.
“Fokusnya pada pemberian kredit kepada pengembang kecil serta industri pendukung, seperti produsen bahan bangunan. Melalui program ini, mereka bisa mendapatkan kredit hingga Rp5 miliar, bahkan bisa berkembang sampai Rp20 miliar,” jelasnya.
Tak hanya menyentuh sisi supply, Junaidi mengatakan bahwa program ini juga menyediakan kredit untuk masyarakat umum sebagai sisi demand.
“Untuk demand, masyarakat yang ingin memiliki atau merenovasi rumah bisa mengakses kredit hingga Rp500 juta. Sedangkan untuk supply, pengembang bisa memperoleh hingga Rp5 miliar,” ujarnya.
Junaidi menegaskan, program ini berbeda dengan skema Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP).
“FLPP diperuntukkan bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) dengan plafon sekitar Rp100 jutaan, sedangkan program ini menjangkau masyarakat dan pengembang dengan plafon lebih besar,” katanya.
Ia optimistis program ini dapat mendorong tercapainya target 3 juta unit rumah selama masa pemerintahan Presiden Prabowo Subianto
“Mungkin belum maksimal di tahun pertama, karena kementerian masih beradaptasi. Tapi arah ke sana sudah jelas, dan kami yakin bisa tercapai bertahap,” tutur Junaidi.
Sementara itu, Ketua DPD Apersi Jawa Timur (Jatim), Makhrus Soleh mengungkapkan bahwa capaian pembangunan rumah di wilayahnya tahun 2025 ini masih berada di kisaran 13 ribu unit dari target 20 ribu.
“Target kami tahun ini sebenarnya bisa mencapai 20 ribu unit rumah, tetapi realisasinya tampaknya menurun cukup drastis di tingkat provinsi. Dari jumlah capaian yang ada, hampir 50 persen berasal dari anggota Apersi,” jelasnya.
Ia menargetkan, hingga akhir tahun 2025, Apersi Jatim mampu mencapai 80 persen dari target 20 ribu unit.
“Kami optimistis bisa mencapai 80 persen dari target 20 ribu unit hingga akhir tahun. Karena biasanya, permintaan rumah meningkat tajam dalam tiga bulan terakhir,” ungkapnya.
Makhrus menekankan besarnya dampak ekonomi dari program perumahan ini. Menurutnya, program ini memberikan multiplier effect yang besar terhadap perekonomian daerah.
“Lebih dari 150 industri turunan ikut bergerak, mulai dari pasir, batu, bata, kaca, besi, genteng, hingga transportasi bahan bangunan. Artinya, program ini memiliki multiplier effect besar bagi ekonomi daerah,” pungkasnya. (YD)