KOTA MALANG-malangpagi.com
Perumahan Puri Cempaka Putih (PCP) yang terletak di daerah Arjowinangun, Kecamatan Kedungkandang, apabila hujan dipastikan daerah ini mengalami banjir. Ini disebabkan, sungai yang melintasi di perumahan itu lebih tinggi dari badan jalan.
Beberapa warga mengaku, awalnya lahan perumahan ini merupakan tanah persawahan. Dimana, sungai yang mengalir di tengah pemukiman perumahan merupakan saluran irigasi yang digunakan untuk sawah aktif di luar PCP.
Untuk itu, dengan kondisi demikian, Anggota Komisi VII DPR-RI, Ridwan Hisjam, mengatakan bahwa warga harus mencari kejelasan tentang status perumahan yang ditempati.
“Tanyakan saja ke dinas terkait bagaimana status perumahan ini,” ungkap dia, Sabtu (23/3/2019) siang, di hadapan warga perumahan PCP.
Menurut dia, saat ini warga harus mengetahui semua. Karena, keterbukaan informasi publik harus dijalankan, apabila ada kendala langsung lapor saja ke kepala daerah atau wakilnya.
“Saya tahu, sejak 1996 awal bangun perumahan di Malang, daerah perumahan ini sudah mengalami kebanjiran kalau hujan tiba. Nah, untuk mengurangi kondisi itu, saya akan tanam pohon juga perlu adanya resapan air salah satunya biopori,” ujar RH, panggilan akrabnya.
Sementara, Wawalikota Malang, Sofyan Edi Jarwoko, mengakui bahwa perumahan PCP belum diserahterimakan kepada pemerintah oleh pengembangnya. Namun, dengan permasalahan banjir yang dihadapi warga perumahan selama ini, dia memberikan konsep biopori.
“Saya dulu pernah kesini tahun 2013, saat itu warga gotong royong lakukan pengaspalan. Dan, sekarang saya kembali kesini masalahnya adalah banjir,” kata dia.
Politisi Partai Golkar ini menjelaskan, konsep mengatasi genangan air dengan menggunakan biopori ini praktis tidak memakan anggaran terlalu tinggi. Setiap warga bisa membuat di depan rumahnya sendiri.
“Manfaat biopori ini tidak sekarang, tetapi nanti dan ini untuk anak cucu kita. Saya berharap, nantinya warga perumahan disini bisa perbanyak dengan meneruskan biopori yang ada,” ungkap Edi.
Selanjutnya, dia menegaskan, untuk memperbanyak pembuatan biopori ke depan bisa menggunakan anggaran yang dialokasikan untuk kelurahan, setiap tahunnya.
“Kita dalam menyelesaikan masalah di kampung jangan pernah lelah, apabila ada masalah mari kita bicarakan bersama untuk mencari solusinya. Salah satu contoh, 160 hari pimpin Kota Malang, Rp 2,4 miliar anggaran untuk jalan berlubang sudah habis di bulan ketiga. Kemampuan kami terbatas, kita minta solusi Pak Ridwan Hisjam sebagai Anggota Komisi VII DPR-RI. Jadi, model ini memberikan contoh untuk biopori, selanjutnya saya berharap masyarakat melanjutkan dan anggaran kelurahan bisa digunakan,” pungkas Wawalikota.
Reporter : Red
Editor : Putut