KOTA MALANG – malangpagi.com
Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Malang berniat memasang pembatas jalan di simpang Rajabali yang berada di Kawasan Peninggalan Kayutangan Kota Malang. Keputusan ini bertujuan untuk meningkatkan keselamatan jalan bagi pengemudi sekaligus menjaga desain estetika kota.
Kepala Dishub Kota Malang, Widjaya Saleh Putra mengatakan pemasangan tersebut merupakan hasil kerja sama antara Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Malang dengan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Malang pada tahun anggaran 2023. “keputusan untuk memasang pembatas jalan dilatarbelakangi oleh banyaknya pengendara yang masih melanggar peraturan lalu lintas saat melintasi persimpangan Rajabali,” ucapnya.
“Mengapa kita mempertimbangkan pemasangan pembatas di persimpangan Rajabali, seperti yang ada di depan Lafayette dan BCA bank? Hal ini disebabkan oleh kelanjutan masalah banyak pengendara di Kota Malang yang tidak menunjukkan kedisiplinan. Terlepas dari larangan yang telah ditetapkan, banyak pengemudi terus melanggar aturan, dan situasi ini membahayakan pengendara lainnya. Oleh karena itu, pemasangan pembatas dianggap perlu,” imbuh Widjaya
Ia memaparkan, saat ini area tersebut masih menggunakan pembatas berbahan air. Pendekatan ini dianggap kurang optimal dan tidak mendukung estetika kota, sehingga dianggap kurang baik. Selain itu, hal ini masih menimbulkan masalah keselamatan dan kebingungan.
“Kami membutuhkan pembatas jalan yang lebih menarik. Ini adalah saran dari Forum Lalu Lintas untuk pengembangan pembatas. Ini bisa berbentuk taman atau fitur serupa. Semoga, jika saya tidak salah, ini akan dilaksanakan pada tahun fiskal 2023 oleh DLH,” jelasnnya
Widjaya menjelaskan pemasangan pembatas tidak akan menyebabkan kemacetan lalu lintas, seperti yang telah dibuktikan dengan penggunaan pembatas separator dalam sistem Satu Arah Kawasan Warisan Kayutangan saat ini. Sebaliknya, pihaknya yakin bahwa penyediaan pembatas akan membantu pengemudi dan mengurangi kecelakaan.
“Bahkan dapat mencegah kecelakaan. Misalnya, dari utara di depan Lafayette, dan dari selatan. Ini berbahaya jika kita bertemu, itu bisa seperti pertarungan banteng. Harus ada pemisahan dalam volume dan jarak tertentu sehingga tidak ada yang menyeberang. Yang terjadi adalah mereka menyeberangi jalan, tidak etis dalam berkendara. Yang penting adalah cepat, bukan yang baik,” tandasnya. (YD)