
KOTA MALANG – malangpagi.com
Pembangunan kawasan Kayutangan, atau juga disebut proyek Malang Heritage, telah seminggu dikerjakan. Proyek yang diklaim menelan biaya sebesar Rp23 Miliar itu ditargetkan selesai sebelum Hari Natal tahun ini. Sebagian besar dana berasal dari pemerintah pusat yang disalurkan melalui Dana Alokasi Khusus (DAK).
Pemerintah Kota (Pemkot) Malang sejatinya ingin menjadikan Kayutangan sebagai kawasan wisata heritage, yang diharapkan dapat menghidupkan sektor perekonomian di kawasan tersebut. Nantinya, kawasan Kayutangan digadang-gadang akan menjadi salah satu destinasi wisata unggulan Kota Malang.
Namun, pihak DPRD Kota Malang menilai pengerjaan proyek Malang Heritage masih menyisakan banyak persoalan. Dalam Rapat Paripurna yang digelar di lantai 3 Gedung DPRD Kota Malang, Senin (16/11/2020), Arif Wahyudi, anggota Komisi B DPRD Kota Malang mempertanyakan ketidakjelasan pengelolaan kawasan Kayutangan nantinya setelah selesai dibangun.
“Kami tidak ingin ada benturan di masyarakat saat proyeknya sudah jadi. Proses pengelolaan Malang Heritage di kawasan Kayutangan ke depannya perlu dijelaskan secara detail,” ujar Arif.
Anggota Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu mengaku, dirinya banyak menerima pertanyaan dari masyarakat saat terjun ke lapangan bersama rekan-rekan anggota Komisi B lainnya.
Lebih lanjut Arif meminta Walikota Malang memberi jawaban atas pertanyaan-pertanyaan warga. Karena banyak yang belum tahu gambaran Malang Heritage nantinya.
“Maka dari itu, kami mohon ada jawaban dari Walikota. Karena di lapangan, warga tidak mengetahui rencana ke depannya,” pinta Arif.
“Ada yang bilang akan seperti Malioboro di Jogja. Ada juga yang menyebut seperti kawasan Dago Bandung. Dan ada yang mengatakan akan mirip seperti Jalan Braga di Bandung. Artinya, mereka semua tidak tahu persis informasinya. Padahal mereka adalah pihak-pihak yang akan merasakan hasil pembangunannya,” lanjutnya.
Selain itu, Arif juga meminta Pemerintah Kota Malang melakukan percepatan proyek Malang Heritage. ”Percepatan proyek tersebut mutlak dilakukan. Karena merujuk pernyataan Walikota Malang yang menyebut proses pengerjaan akan dilakukan 24 jam,” kata Arif
Ia mengaku telah beberapa kali melakukan pantauan langsung ke lokasi pengerjaan proyek Malang Heritage. Dan mendapati bahwa pembangunan tidak dilakukan selama 24 jam.
Menurut Arif, hal tersebut harus menjadi perhatian serius Pemkot Malang. Karena dalam prosesnya, pembangunan Malang Heritage berdampak signifikan terhadap para pelaku usaha di wilayah Kayutangan.
“Dampak yang timbul akibat pembangunan Malang Heritage tak lepas dari adanya penutupan akses jalan utama. Penutupan jalan protokol jelas sangat berdampak terhadap penurunan omzet pelaku usaha di kawasan tersebut,” tutur Arif.
Sementara itu, Walikota Malang, Sutiaji tidak menampik anggapan bahwa proyek kawasan Malang Heritage tidak dikerjakan selama 24 jam. Sutiaji bahkan mengaku pernah memberikan teguran kepada pelaksana proyek. ”Pernah suatu malam ke sana dan mendapati tidak ada aktivitas pekerja. Pagi harinya saya tegur,” ucap Sutiaji, seperti dilansir Antara.
Menurut Sutiaji, tahap pembangunan zona satu dan dua telah memasuki tahap pengecoran. Diharapkan, proses tersebut dapat dikerjakan dengan cepat, sehingga arus lalu lintas bisa segera dibuka kembali.
”Percepatan memang harus dilakukan. Karena jalan ini adalah akses keluar masuk orang. Dan tentunya sangat berdampak pada perekonomian Kota Malang,” tandasnya.
Reporter : MA Setiawan
Editor : Redaksi