
KOTA MALANG – malangpagi.com
“Ada beberapa persoalan yang perlu kami sampaikan. Akhir-akhir ini dan menjelang tahun politik sudah mulai ramai berita hoaks serta politik identitas. Padahal coblosannya masih di tahun 2024,” ujar Walikota Malang Sutiaji kepada para kiai dan ulama, saat menghadiri acara Halalbihalal Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Malang di Pondok Pesantren Anwarul Huda, Jalan Raya Candi III Kota Malang, Sabtu (18/6/2022).
Pihaknya berharap, MUI Kota Malang sebagai lembaga independen dapat melakukan pendekatan secara syar’i dan melalui ijtihad guna memberikan pencerahan. “Saya mohon ada pencerahan dari MUI, organisasi masyarakat, pondok pesantren untuk memberikan literasi kepada masyarakat,” pinta Sutiaji.
Menurut orang nomor satu di Kota Malang itu, saat ini media sosial telah berkembang begitu pesat. Sehingga ujaran bermuatan fitnah dan gibah seolah menjadi kebiasaan. “Harapan kami, MUI dan DMI (Dewan Masjid Indonesia) dapat menjadi wadah untuk memberikan literasi kepada masyarakat,” tuturnya. “Begitupun kepada DMI, dapat memantau jumlah masjid dan jemaahnya, serta orang-orang yang memberikan ceramah agar tidak provokatif,” lanjut Sutiaji
Dirinya pun meminta DMI untuk dapat bekerja sama dengan Nadhlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah. “Kepada khatib-khatib nanti diberitahu urusan-urusan yang membingungkan umat. Terlebih ke depan ada partai-partai yang memakai pendekatan politik identitas. Ini yang harus disingkirkan. Jadi ini adalah urusan-urusan jemaah dan masyarakat. Sehingga masyarakat kita tidak perlu dikotak-kotakan. Ini yang perlu kami sampaikan,” ucap pria asal Lamongan itu.
Dalam gelaran halalbihalal tersebut, Sutiaji tak lupa menyampaikan permohonan maaf atas khilaf dan kesalahan selama ini. “Kami atas nama Pemerintah Kota Malang mohon maaf lahir dan batin. Mudah-mudahan apa yang sudah kita lakukan hari ini dicatat oleh Allah sebagai amal kebajikan bagi kita semua,” tandas Sutiaji. (Har/MAS)