KOTA MALANG – malangpagi.com
Gabungan komunitas yang terdiri dari Arema Edan Gak ISO Waras, Ormas Malang Raya Bersatu, Voice of Malang, dan Arema Voice, memberikan santunan kepada korban Tragedi Kanjuruhan door-to-door yang dilakukan mulai 5 Oktober lalu.
Devi Yurlena, perwakilan dari Ormas Malang Raya Bersatu, menyampaikan bahwa santunan diberikan baik kepada korban meninggal dunia maupun yang masih menjalani perawatan.
“Santunan kami tutup tepat pada peringatan 40 hari Tragedi Kanjuruhan. Namun begitu masih memungkinkan pemberian santunan terus dilanjutkan, jika masih ada amanah yang dititipkan. Hingga saat ini kami sudah menyalurkan santunan kepada sekitar 46 korban,” ungkap Devi, Rabu, (9/11/2022).
Perempuan cantik itu menyebutkan, sebagian besar santunan diberikan kepada korban yang masih menjalani perawatan. Menurutnya, meskipun biaya perawatan ditanggung pemerintah, tetapi para korban tersebut juga membutuhkan biaya untuk bolak balik ke rumah sakit atau puskesmas.
“Santunan untuk korban dalam perawatan Rp1 Juta. Sedangkan untuk korban meninggal dunia sebesar Rp2,5 Juta. Nominal tersebut semuanya dapat bertambah, sembari kami melihat kondisi ekonomi keluarga korban,” tutur Devi.
Donasi terkumpul dari berbagai sumber, di antaranya dari Aremania Japan, Bengalon, dan Bontang. Selain itu juga berasal dari suporter klub sepakbola Persita dan Persikab, juga warga Tangerang dan tentu saja Malang Raya.
“Salah satu rumah korban yang kami datangi kebetulan sahabat anak saya. Kebetulan mereka berangkat berdua berboncengan menuju stadion. Ketika peristiwa terjadi mereka terpisah. Anak saya selamat, tapi temannya meninggal dunia,” ucapnya.
Devi menegaskan, pada intinya para ibu hanya memberi izin anaknya pergi ke stadion untuk menonton pertandingan bola. Bukan untuk pergi selama-lamanya. Keseluruhan keluarga korban meminta agar kasus ini diusut tuntas, karena menelan 135 nyawa tak berdosa. (DK99/MAS)